jpnn.com, PALEMBANG - Lini depan Sriwijaya FC diminta lebih tenang saat eksekusi peluang. Akibat buru-buru ingin mencetak gol, peluang yang sudah di depan mata melayang.
Situasi ini yang terekam saat Sriwijaya FC tidak mampu membalas tiga gol Persela Lamongan ke gawang yang dijaga Teja Paku Alam di Stadion Surajaya, Lamongan, 2 November lalu.
BACA JUGA: Peter Butler Tegaskan PSMS Bukan Cari Satu Poin di Jayapura
"Yang dibutuhkan pemain depan hanya ketenangan. Jika mereka tenang, akurasi pun terjaga sehingga berimbas pada permainan yang lebih baik," ungkap Asisten Pelatih Sriwijaya FC, Hartono Ruslan, kemarin.
Arsitek asal Solo ini menjelaskan, saat melawan Persela sedikitnya empat peluang emas tercipta. Peluang itu milik Rizsky Dwi Ramadhan dan Manuchehr Jalilov. Akibat kehilangan ketenangan dalam eksekusi peluang, pola di depan gawang pun sulit dikonversi menjadi gol.
BACA JUGA: Dukungan Maksimal The Jakmania Dapat Pujian dari Teco
Diakui Hartono, ketidaktenangan pemain depan ini dipicu oleh besarnya motivasi saat masuk lapangan. Mereka menggebu-gebu ingin segera mencetak gol untuk bayar ekspektasi pecinta Sriwijaya FC dan kepercayaan pelatih.
Apalagi, manajemen juga sudah tampak total menyokong perjuangan pemain dengan membentuk berbagai tim. Salah satunya tim SAR dan sikap mengayomi dari pokok klub. Harapannya, tentu Sriwijaya FC terhindar dari tsunami degradasi.
BACA JUGA: 3 Laga Terakhir Persib, Keramat demi Tempat Terhormat
"Bersemangatnya manajemen semakin memacu pemain untuk segera mencetak gol dan menang. Benturan juga menjadi sering terjadi. Situasi ini disadari atau nggak, malah membuat pemain buru-buru dan tidak tenang dalam situasi tertentu. Di sisa pertandingan ini, pemain harus lebih tenang dan pintar baca situasi agar mudah manfaatkan setiap peluang," jelasnya. (kmd/ion)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jamu Bali United, Pelatih PSM Beber Cara Juara Liga 1 2018
Redaktur & Reporter : Budi