Striker Tradisional Mulai Terpinggirkan

Selasa, 08 Juli 2014 – 12:33 WIB
James Rodriguez. Foto: Getty Images

jpnn.com - RIO DE JANEIRO - Striker murni tak banyak mendapatkan tempat di Piala Dunia Brasil 2014. Daftar pencetak gol terbanyak justru didominasi pemain dari lini kedua atau striker false nine. Padahal, Piala Dunia kali ini digolongkan sebagai turnamen dengan banyak produksi gol.

Hal itu diungkapkan mantan striker Inggris Alan Shearer kepada BBC. Shearer yang dulu dikenal dengan duet mautnya di Three Lions bersama Teddy Sheringham (duet SAS) itu menganggap striker tradisional tak mendapatkan tempat di Brasil. "Lihat saja dalam daftar top scorer. Tidak ada dari mereka yang bermain seperti saya dulu," katanya.

BACA JUGA: Kerangka Timnas U-23 Punya Progres Bagus

Top scorer Piala Dunia saat ini dipimpin bintang anyar Kolombia James Rodriguez dengan koleksi enam gol. Pemain 22 tahun bukan berposisi sebagai striker. Dia bahkan sosok gelandang serang Los Cafeteros. Di belakangnya, striker non murni menguntitnya. Mereka adalah Lionel Messi, Thomas Muller, dan Neymar dengan koleksi masing-masing empat gol. Tidak ada dari mereka yang menjadi striker tradisional yang berada di ujung serangan.

"Para pemain itu telah menjadi bintang Piala Dunia kali ini. Tidak hanya karena mereka mencetak gol, tapi mereka menjadi pencetak gol terbanyak di timnya," kata mantan pemain Newcastle United itu.

BACA JUGA: Munchen Ingin Segera Datangkan Navas

Semasa masih aktif bermain, Shearer yang kini berusia 43 tahun itu menempati posisi sebagai striker utama. Dia biasanya menunggu umpan-umpan matang dari rekan-rekannya untuk kemudian dia selesaikan.

"Saya adalah seorang finisher. Di tim saya merupakan sosok terpenting. Tugas pemain nomor 10 (fantasista atau playmaker, Red.) adalah memudahkan tugasku," katanya.

BACA JUGA: Los Cafeteros Serasa Juara Dunia

Shearer mencontohkan saat dia bermain bersama Sheringham yang merupakan sosok pemain nomor 10 itu. Mantan pemain Manchester United tersebut akan bermain lebih ke belakang agar Shearer bisa berlari mencari ruang di antara bek lawan. Kadang-kadang Sheringham juga sedikit ke depan untuk membantu Shearer passing.

"Dia memiliki visi dan kecerdasan untuk membuat umpan-umpan matang kepadaku. Posisinya yang sedikit mundur dari striker tradisional membuat dia leluasa menciptakan peluang daripada mencetak gol sendiri," paparnya.

Namun, di Piala Dunia kali ini partnership seperti SAS itu tak lagi berlaku. Striker utama kini ditinggalkan sendirian di depan dengan tiga atau empat gelandang ber-skill menyerang di belakangnya. Jerman biasa memainkan skema 4-1-4-1 sedangkan Brasil dan Argentina 4-2-3-1.

Dengan skema tersebut, umpan ke arah striker tidak lagi wajib. Para pemain fantastis dengan dribling skill mengagumkan seperti Messi, Rodriguez, dan Neymar, bisa langsung melepas tembakan saat peluang berhasil mereka ciptakan. Para pemain tersebut biasanya tak segan turun ke lini tengah demi bisa membawa bola sendiri ke kotak penalti lawan.

Hal itu membuat peran striker utama tereduksi. Ruang gerak mereka juga lebih terpusat di bagian tengah serangan. Karena itu, produktifitas mereka pun menurun. Robin van Persie, misalnya. Dia hanya mampu mencetak tiga gol. Jackson Martinez (Kolombia) mengoleksi dua gol. Sedangkan striker Argentina Gonzalo Higuain, Oliver Giroud (Prancis), dan Fred (Brasil) hanya bisa menciptakan sebiji gol. Sama dengan striker veteran Jerman Miroslav Klose. (aga)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Batu Loncatan Menuju Rekor Baru


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler