Stunting Masih Tinggi, Kesejahteraan Masyarakat Harus Ditingkatkan

Rabu, 10 April 2019 – 00:56 WIB
Ilustrasi anak mendapat imunisasi. Foto: JPG/JPNN

jpnn.com, KUPANG - Angka stunting di Indonesia masih tinggi. Karena itu, pemenuhan gizi wajib dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup.

Hal itulah yang menjadi salah satu fokus perjuangan Perindo jika berhasil melaju ke Senayan nanti.

BACA JUGA: HT: Terus Berjuang Hingga Masyarakat Sejahtera

“Kalau kita melihat di seluruh wilayah Indonesia, angka stunting di NTT tinggi. Kita harus peduli, khususnya untuk anak-anak gizi buruk,” kata Ketua Umum Kartini Perindo Liliana Tanaja Tanoesoedibjo seusai melayani masyarakat di bazar murah Kartini Perindo di Kupang, Sabtu (1/4). 

NTT merupakan provinsi yang memiliki angka stunting tertinggi jika dibandingkan dengan provinsi lainnya di Indonesia.

BACA JUGA: Hary Tanoe dan Liliana Dorong Generasi Muda Tangguh Seperti Nenek Siti

Stunting merupakan sebuah kasus kurang gizi kronis yang membuat daya tumbuh kembang anak tidak mengalami peningkatan dengan ditandai dengan postur tubuh pendek.

Bahkan, tingkat kecerdasan anak penderita stunting di bawah normal. Anak yang menderita stunting juga rentan terhadap penyakit dan tingkat aktivitasnya pun rendah. 

BACA JUGA: Tekad Jessica Tanoesoedibjo Majukan Pendidikan di Indonesia

Isu stunting penting untuk diperhatikan karena akan berdampak pada kualitas generasi penerus. 

Liliana mengatakan, untuk mengatasi ini, kesejahteraan masyarakat harus ditingkatkan.

Lapangan kerja, lanjutnya, harus tersedia bagi masyarakat di berbagai daerah, termasuk di NTT. Hal itu bisa diwujudkan dengan kebijakan tepat sasaran.    

"Masyarakat harus diberi kail. Seperti ketika Perindo dengan program gerobak sehingga kesejahteraan masyarakat bisa meningkat," kata Liliana.

Dengan lebih sejahtera, masyarakat bisa memenuhi kebutuhan gizinya. Di parlemen, Partai Perindo akan memperjuangkan regulasi-regulasi yang memberikan daya dorong bagi masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan. Dari bawah menjadi menengah, dari tengah ke atas.

Tanpa regulasi yang tepat, masyarakat akan kesulitan bila harus berjuang sendiri mengubah nasibnya.

Regulasi tersebut antara lain kemudahan untuk mendapatkan modal atau pendanaan murah, pelatihan agar mereka terampil dan proteksi dari persaingan, utamanya pasar bebas. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Elektabilitas Perindo Naik, Liliana Tanoesoedibjo: Kami Beri Bukti Nyata


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler