Yani terluka memar di kaki dan tangan kiri serta punggung. Begitupun suaminya luka di punggung gara-gara tertimbun reruntuhan tembok yang terdorong longsoran. Saat kejadian --sekitar pukul 7.30-- Yani dan Ade tengah berada di dapur. Yani mengepel lantai, sementara Ade baru selesai mandi.
”Tidak ada apa-apa langsung tiba-tiba ambruk,” ungkap Yani saat dijenguk Wali Kota Tasikmalaya Drs H Budi Budiman kemarin (21/4).
Sebelumnya, menurut Yani, tidak ada tanda-tanda akan ada longsor. Apalagi, dia puluhan tahun tinggal di sana.
Meski terluka, dia mengaku masih beruntung. Anaknya yang masih balita tidak terluka, karena tengah bermain di luar rumah. ”Saya itu dua kali terguling terbawa tembok,” ujarnya.
Dapur rumah Yani kini rusak. Bagian depan atap rumahnya retak akibat getaran reruntuhan. Rumah berukuran 7 x 6 meter milik Ade dan Yani berada tepat di bawah sebuah bukit kecil dengan material tanah campur pasir dan batu.
Ade, kemarin hanya bisa meringis kesakitan saat dijenguk sanak saudaranya dan wali kota.
Lurah Cibunigeulis Ibrahim menuturkan reruntuhan rumah Ade juga menimpa rumah Undang, tetangganya yang belum selesai dibangun sehingga tembok bagian samping rumah Undang jebol. Namun rumah itu tidak sampai ambruk.
”Kalau rumah yang ini milik Pak Undang, orangnya sedang tidak ada. Hanya tertimbun temboknya saja. Sepertinya ini karena hujan sudah beberapa hari, jadi ambruknya tadi (kemarin, red) pagi. Karena rumah di sini teh sudah lama, awalnya aman-aman saja,” katanya.
Dijelaskannya, selain di Kampung Pasir Angin, ada satu rumah di Kampung Ciubrug, Pasanggrahan terbawa longsor ke aliran sungai. Namun tidak ada korban jiwa, karena pemiliknya tengah berada di luar rumah.
”Kalau yang di Ciubrug itu karena fondasi rumahnya tidak kuat, jadi perlahan tanahnya terkikis, karena diatas solokan (tebing di atas solokan),” jelas dia.
Wali Kota Tasikmalaya Drs H Budi Budiman yang datang ke lokasi langsung meninjau TKP longsor. Disana warga sekitar sudah berkerumun melihat sisa-sisa reruntuhan di tengah derasnya hujan. Kepada korban Budi sempat memberikan bantuan kompor gas berikut tabung gasnya, serta sejumlah uang tunai.
Budi menuturkan kejadian tersebut kemungkinan besar akibat terjadinya erosi pada bukit di dekat rumah. ”Erosi terus hingga akhirnya ambruk. Banyak kejadian seperti ini memang terjadi akibat prilaku masyarakat yang tidak memperhatikan lokasi bangunan (jangan di dekat tebing),” jelas dia.
Budi mengimbau ke depan warga juga lebih memperhatikan tata letak bangunan rumah karena khawatir rawan longsor.
Rencananya hari ini pemerintah Kota Tasikmalaya akan kembali mengirimkan bantuan dari Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) yakni untuk bantuan bahan bangunan dan bantuan biaya hidup.
”Saya kira ini hanya tebing kecil. Tapi kita tetap tugaskan kepada Pak lurah karena di sini masih ada delapan rumah yang juga berisiko terkena juga,” tutur Budi. (pee)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Keracunan Massal Di Jamuan Pernikahan
Redaktur : Tim Redaksi