Suami Istri Gantung Diri, Posisi Nyaris Berpelukan

Jumat, 12 April 2019 – 07:33 WIB
Tali untuk gantung diri. Ilustrasi: DH Illustration

jpnn.com, MALANG - Supriyadi, 52, dan istrinya, Trisapta Ning Diyah Yuliasih, 51, nekat bunuh diri, diduga lantaran terbelit utang. Jasad pasangan suami istri (pasutri) asal Dusun Kemulan, Desa Tulus Besar, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, itu ditemukan tergantung di lantai dua rumahnya dalam keadaan nyaris berangkulan, Selasa (9/4).

Sebelumnya, mereka sudah dua kali melakukan percobaan bunuh diri, tapi nyawanya berhasil diselamatkan.

BACA JUGA: Sang Ibu Langsung Menjerit Histeris, Ya Ampuuuun

Plt Camat Tumpang Sukarlin menyatakan, jasad pasutri tersebut kali pertama ditemukan tetangganya, Jemi Dendis, 39, sekitar pukul 11.00. ”Tetangga korban memanggil Pak Supriyadi karena hendak mengantar cucunya sekolah. Tapi, saat dipanggil tidak ada jawaban. Pintunya juga tertutup rapat,” ujar Sukarlin yang juga merangkap camat Poncokusumo itu.

Saat ditemukan, kedua jasad itu berhadapan. Kepala Yuliasih menempel di dada suaminya. Sedangkan kedua leher mereka terjerat tali berwarna biru. Mengetahui keduanya sudah meninggal, Jemi menghubungi warga sekitar untuk dilaporkan ke polisi.

BACA JUGA: 7 Mal di Malang Obral Diskon Hingga 70 Persen Selama 22 Hari

Kapolsek Tumpang AKP Bambang Shodiq menyatakan, pihaknya langsung mendatangi lokasi untuk mengevakuasi korban. Dia menduga, bunuh diri itu dilakukan akibat terlilit utang. ”Keduanya sudah pernah mencoba mengakhiri hidup dengan meminum obat dengan dosis tinggi,” kata Bambang.

BACA JUGA: Tiket KA Tambahan untuk Lebaran: Bisa Disiasati dengan Cari Rute Alternatif

BACA JUGA: Beasiswa dari BI Rp 1 Juta per Bulan, Satu Kampus 50 Mahasiswa

Percobaan bunuh diri kali pertama dilakukan sekitar dua minggu lalu. Supriyadi mengonsumsi 10 butir obat sakit kepala sekaligus. Ulahnya ketahuan warga, lalu dibawa ke dokter untuk menjalani perawatan.

”Satu minggu kemudian, korban kedapatan menenggak racun tikus. Tapi, nyawanya bisa diselamatkan,” sambung perwira dengan tiga balok di pundaknya itu. Dengan demikian, dalam tiga minggu belakangan ini, pasutri yang dikaruniai satu anak itu tiga kali melakukan bunuh diri.

Dari hasil identifikasi awal petugas di lapangan, pihaknya tidak menemukan tanda-tanda kekerasan. Keluarga korban juga menolak jenazah korban diotopsi.

Selain di Tumpang, bunuh diri juga terjadi di Dusun Segaran, Desa Kendalpayak, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang. Endang Rahayu, 54, ditemukan tewas menggantung di kayu blandar di gudang rumahnya.

Kanitreskrim Polsek Pakisaji Ipda S. Budi Santoso menyampaikan, korban kali pertama ditemukan keponakannya Zhabela Maharani, 22. Kala itu, Maharani mengambil bekal di rumah korban seperti biasanya.

”Karena masih dalam keadaan tertutup, saksi kemudian masuk dengan cara melompati pagar, lalu mengetuk pintu dan memanggil korban,” kata Budi. Penasaran karena tidak ada jawaban dari dalam rumah, Maharani mengintip lewat ventilasi dapur. Dia kaget setelah melihat jasad tantenya menggantung di gudang dapur. Belum diketahui penyebab kematiannya. Apalagi keluarga korban menolak jenazah divisum. Diduga Endang nekat mengakhiri hidupnya karena depresi.

”Selama ini korban hidup sendirian dan punya tanggungan utang,” tukas Budi. (iik/c2/dan)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kekasih akan Menikah dengan Pria Lain, Pemuda Asal Asahan Gantung Diri


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler