jpnn.com, SLEMAN - Guru SDN Jetisharjo Sleman, DIY, Khoiry Nuria Widyaningrum tak menyangka rumahnya terpilih menjadi tempat Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim menginap.
Perempuan berusia 36 itu awalnya mengira pejabat Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) yang akan menginap. Ternyata Mas Menteri.
BACA JUGA: Nadiem Makarim Ingatkan Masih Ada Afirmasi untuk Guru Honorer Peserta Tes PPPK 2021
Nadiem Makarim bermalam di rumah Nuri, di Dusun Plaosan, Kalurahan Tlogoadi, Mlati Sleman, Senin (13/9) malam.
Nadiem berkunjung ke Daerah Istimewa Yogyakarta untuk melakoni sejumlah agenda pada Selasa (14/9), termasuk mengecek uji coba pembelajaran tatap muka (PTM).
BACA JUGA: Nadiem Makarim Memuji Mas Gibran soal PTM, tetapi
"Awalnya enggak menduga banget, mendadak dan saya itu agak merasa akan kena prank. Jadi enggak tahu kalau sosok menteri yang mau datang dan menginap,” kata Nuri kepada Radar Jogja, di kediamannya, Rabu (15/9).
Pada awalnya Nuri dihubungi seorang staf dari P4TK Matematika. Mengenalkan diri sebagai panitia penyelenggara Guru Penggerak.
BACA JUGA: Nadiem Makarim: Saya Bangga dan Kagum dengan Mahasiswa Indonesia
Staf P4TK itu hanya menyebut ada tim pengembang kurikulum dari kementerian yang ingin menginap di rumah salah satu guru penggerak.
Istri Witanta Kurniawan ini tak menaruh curiga saat rumahnya dicek.
"Terus Pak Har (staf P4TK) itu datang ke rumah saya, survei, kemudian ingin ke rumah belajar. Jalan kaki dari rumah. Jalan ke sini lihat halaman, ada gazebo lalu difoto. Terus masuk ketemu bapak ibu, mau lihat kamar,” katanya.
Minggu (12/9), Nuri bertemu dengan staf protokoler Kemendikbudristek.
Kali ini juga memiliki tujuan yang sama. Hanya saja pertanyaan mulai seputar keseharian guru SDN Jetisharjo Sleman itu.
Pertanyaan yang makin detail terus terlontar. Tindakan ini memancing kecurigaan sang suami.
Witanta meyakini yang akan datang adalah seorang pejabat. Terlebih protokol yang berlaku sangat ketat. Bahkan P4TK mendatangkan tim kebersihan.
"Nah ini suami saya yang curiga. Kayak pejabat mau datang. Namun, saya enggak mikir sampai Nadiem. Saya mikirnya ya biasa kalau orang kementerian datang pasti disambut,” ujarnya.
Hingga siang berganti malam, kejutan tersebut tiba.
Senin malam (13/9) Nadiem bersama staf dan protokolnya datang sekitar 20.30 WIB.
Nuri masih tak menyangka karena Nadiem menggunakan pakaian santai.
“Nah akhirnya setengah delapan malam itu datanglah dua mobil. Tiba-tiba ada satu orang yang turun dari mobil pakai sepatu pantofel, celana jin dan kaus hitam. Terus menurunkan kopernya,” katanya.
Untuk meyakinkan Nuri, Nadiem sampai membuka maskernya. Di situlah mantan Kepala SD Muhammadiyah Mantaran ini percaya, itu Nadiem Makarim.
Nuri dan keluarganya langsung mempersilakan rombongan Mas Menteri masuk ke rumah.
Layaknya teman lama, Nadiem langsung bisa akrab dengan keluarga Nuri.
Obrolan santai berlangsung hingga 22.00 WIB. Hingga akhirnya terpaksa dihentikan oleh protokol karena padatnya agenda kerja besok harinya.
"Pagi harinya sempat ke kampung Flory dan menanam pohon Duwet putih yang dinamai Pohon Makarim. Sempet mengobrol juga saat sarapan. Harusnya jam 08.00 sampai Tamansiswa, ini ngobrol sampai 08.30 karena saya saking senangnya, excited," katanya.
Pemilihan Nuri ternyata melalui seleksi yang cukup ketat.
Pada awalnya ada 115 kandidat lalu mengerucut mejadi 19 kandidat. Hingga akhirnya Nuri terpilih untuk menjamu Nadiem di rumahnya.
"Senang banget karena bisa mengutarakan aspirasi yang jadi unek-unek saya selama ini tentang pendidikan langsung ke Pak Menteri. Itu yang sangat berkesan dan tidak semua guru penggerak, guru di Indonesia punya kesempatan itu,” ujarnya.
Sang suami, Witanta yang juga berprofesi sebagai guru masih tak menyangka. Seorang menteri mau menginap di rumah seorang guru.
Pertemuan singkat ini meninggalkan kesan tersendiri baginya.
Menurutnya, sebagai seorang pejabat negara, Nadiem patut dicontoh karena sikap dan sifat yang baik. Terutama dalam memanusiakan semua kalangan.
"Saya melihat sendiri, (Nadiem) mengambilkan ketela untuk ajudannya. Itu bagi saya beliau masih memikirkan bawahannya. Kerennya lagi setiap beliau mau apa pun itu selalu izin. Itu catatan bagi saya, ini seorang yang sudah punya jabatan masih seperti itu," katanya. (dwi/sky)
Redaktur & Reporter : Adek