Suara Hati Lasmi Sulastri Terungkap di Hadapan Pak Ganjar, Mpun Mboten Payu..

Rabu, 21 April 2021 – 06:43 WIB
Gubernur Ganjar Pranowo bersama legenda Tayub Grobogan Lasmi Sulastri. Foto: IG @ganjarpranowo

jpnn.com, GROBOGAN - Dek jaman berjuang
Njur kelingan anak lanang
Mbiyen tak openi
Ning saiki ana ngendi?

Alunan lagu Caping Gunung itu mengalun merdu dari mulut legenda Tayub Grobogan, Lasmi Sulastri. Lagu itu dinyanyikan khusus untuk menyambut tamu spesial yang mengunjunginya yaitu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Seharusnya Bukan Tanggung Jawab Habib Rizieq, TNI AL Turun Tangan, Kok Bangsa Ini Tambah Dungu?

"Sugeng rawuh Pak Ganjar, monggo pinarak (selamat datang Pak Ganjar, silakan duduk, red)," sapa Lasmi pada Ganjar usai menyanyikan lagu tersebut.

Ganjar pun langsung duduk lesehan di atas tikar. Tak ada kursi meja atau ornamen menonjol di rumah sederhana di Dusun Sambong Harjo Desa Kalisari Kecamatan Kradenan Grobogan itu.

BACA JUGA: Para Santri Ponpes Al-Hidayah Bikin Pak Ganjar Terkesima, Keren!

Hanya gambar sepasang penari tayub di dinding dan foto masa muda Lasmi yang terpasang di sana.

Obrolan antara Ganjar dan Lasmi berlangsung sangat hangat. Diselingi canda tawa, Ganjar mendapat banyak cerita tentang masa lalu Lasmi yang moncer di dunia seni tempo dulu.

BACA JUGA: Api Abadi Mrapen Mati Selama 6 Bulan,Pak Ganjar Langsung Ambil Langkah Cepat

Apalagi, beberapa kali Ganjar minta Lasmi menyanyikan lagu dan dituruti.

"Kula mpun 41 tahun pak berkecimpung di kesenian. Mulai karawitan, sinden wayang, ketoprak dan tayub. Ya nguri-nguri kabudayan Jawi Pak, dari dulu sampai sekarang," kata waranggono berusia 61 tahun ini.

Lasmi mengatakan pernah tampil dengan bayaran hanya Rp15.000 untuk tiga orang. Zaman itu, nilai uang tersebut sudah sangat besar. Dan dari sana, ia terus menekuni dunia seni tayub hingga sukses dan terkenal. Ia bahkan beberapa kali pernah mengikuti sejumlah rekaman.

"Riyen laris pak, mboten nate prei (dulu terkenal dan banyak undangan manggung, tidak pernah libur). Keliling ke sejumlah tempat, ikut rekaman dan lain-lain," terangnya.

Lasmi juga mengatakan telah memiliki lagu karyanya sendiri. Sejumlah lagu dia ciptakan. Salah satunya yang paling terkenal adalah Rondo Ngguguk. Dia menyanyikan lagu itu untuk Ganjar.

Dia juga mengeluarkan sebuah buku yang berisi catatan lagu yang biasa dia mainkan. Buku itu sudah sangat usang, dengan beberapa bagian lembarannya yang sudah sobek.

"Nggih niki pak (hanya ini), saya catat lagu yang ada, terus dibawakan saat tampil," jelasnya sambil menyanyikan beberapa lagu yang ada.

Namun, seiring berjalannya waktu, nasib Lasmi kian meredup. Usianya yang tak lagi muda, membuatnya jarang mendapat undangan pentas.

Alhasil, selama ini dia mengamen keliling daerah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kadangkala, dia juga mendapat kiriman dari anak semata wayangnya. Setelah bercerai dengan suami dan ibu meninggal, Lasmi tinggal di rumah itu seorang diri.

"Kulo ngamen Pak, soalnya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Lha sampun sepuh Pak, mpun mboten payu (sudah tua, tidak laku lagi)," candanya.

Ganjar pun tetap menyemangati Lasmi. Dia meminta Lasmi tetap semangat melestarikan kebudayaan Jawa dan menularkan kepada anak-anak.

"Tetap semangat Mbak, jangan patah semangat. Coba njenengan rekaman dan di-upload ke internet. Apalagi sekarang puasa, lagi pandemi. Sudah, Mbak Lasmi di rumah saja, mengarang lagu terus direkam dan di-upload ke YouTube," kata Ganjar.

Ganjar pun langsung mengajak Lasmi suatu saat hadir dalam acara Panggung Kahanan. Pentas musik yang dibuat Ganjar khusus untuk mewadahi seniman Jateng itu akan dihelat di beberapa tempat selama Ramadan.

"Sampean bisa mencoba, pas tampil di Panggung Kahanan. Bisa lho, njenengan tampil nanti," tegasnya. (flo/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler