Suara Menkeu Sri Mulyani Bergetar, Menangis di Samping Suaminya

Senin, 25 Mei 2020 – 13:52 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani. Foto: Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tak bisa menahan rasa haru saat bersilaturahmi secara virtual dengan jajaran Kementerian Keuangan, Senin (25/5).

Bu Ani, panggilannya, menangis saat mengucapkan selamat Hari Raya Idulfitri. Dia terharu lantaran di tengah suasana pandemi COVID-19, anak buahnya di Kemenkeu masih tetap menjalankan tugas mengawal keuangan negara.

BACA JUGA: Sri Mulyani Mendadak Kirim Surat Kepada Pimpinan Komisi XI DPR, Nih Isinya

“Terima kasih kepada Anda semua, terima kasih telah menjalankan tugas dan kita terus bersabar, bersyukur dan berikhtiar. Minal aidin wal faizin. Maaf lahir dan batin,” kata Ani dengan suara bergetar.

Ani yang didampingi suaminya, Tonny Sumartono, juga menyampaikan apresiasi dan penghargaan serta rasa syukurnya kepada jajaran Kemenkeu dari level pimpinan hingga staf yang tetap semangat bekerja menjaga keuangan negara di tengah situasi sulit karena wabah virus corona.

BACA JUGA: Sri Mulyani: Alhamdulillah, Perppu 1/2020 Disetujui Jadi UU


Sri Mulyani Indrawati didampingi suami Tonny Sumartono dalam tangkapan layar saat mengadakan silaturahmi virtual dengan jajaran Kementerian Keuangan di Jakarta, Senin (25/5). Foto: ANTARA/Dewa Wiguna

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu juga mengajak jajaran Kemenkeu menjadikan setiap hari saat pandemi COVID-19 ini sebagai amalan, kombinasi antara ikhtiar dengan tawakal dan pasrah kepada Tuhan.

BACA JUGA: Sri Mulyani Sebut Dua Skenario Perekonomian Dalam Menghadapi Covid-19

“Untuk menuntun kita mencari jalan keluar, mengatasi dan mendapatkan kemudahan,” imbuhnya.

Bu Ani yang tampak mengenakan kerudung dan busana serbaputih itu menambahkan, meski pasrah, bukan berarti menyerah, tetapi akan menjadi daya tahan, harapan dan ikhtiar yang tiada henti.

Ramadhan, lanjut dia, merupakan ibadah yang didesain untuk membuat umat Islam mendekatkan diri kepada Allah, sekaligus menguji dan mengasah ketakwaan di dalam situasi wabah virus corona yang menjadi tantangan terutama ketika melaksanakan ibadah puasa.

“Kita harus menahan diri, hawa nafsu, menahan emosi, menahan berbuat dosa, jangan berpikir jahat dan dengki, merasakan putus asa dan ketakutan. Rasa itu kita bisa tahan karena kita percaya Yang Mahapencipta akan selalu memberikan kemudahan dan kemenangan,” katanya. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler