jpnn.com, JAKARTA - Chief Executive Officer PNRE Dannif Danusaputro mengatakan perseroan selalu fokus pada bisnis untuk menyediakan energi baru terbarukan (EBT).
Selain itu PNRE juga membuka peluang seluas-luasnya untuk berkolaborasi dengan mitra-mitra potensial demi mengoptimalkan potensi EBT yang ada di Indonesia.
Hal itu diwujudkan salah satunya dengan penandatangannan nota kesepahaman dengan ACWA Power pada (6/4) lalu.
BACA JUGA: Pertamina Dukung Program #MajuBarengTikTok untuk Literasi Digital UMKM
Penandatanganan ini merupakan salah satu wujud dukungan konsisten PNRE terhadap program pemerintah dalam rangka peningkatan bauran energi nasional.
Selain itu, sebagai upaya untuk mewujudkan transisi energi di Indonesia melalui inovasi energi bersih sebagaimana visi perusahaan.
BACA JUGA: Pertamina Gandeng MES & BSI Bakal Bangun 1.000 Pertashop di Pesantren
Bersamaan dengan penandatangan nota kesepahaman ini, PNRE dan ACWA Power bersama-sama akan menjajaki pengembangan EBT untuk beragam aspek.
“Kami memiliki komitmen tinggi untuk mendukung program pemerintah dalam rangka meningkatkan bauran energi serta memenuhi kebutuhan energi bersih di dalam negeri, salah satunya dengan optimalisasi wilayah operasi Pertamina Group,” tutur Dannif dalam keterangan resminya, di Jakarta, Sabtu (5/6).
BACA JUGA: Pertamina Siap Menyambut Pekerja Chevron Pacific Indonesia
ACWA Power adalah pengembang terkemuka, investor, dan operator pembangkit listrik, serta pembangkit air desalinasi di seluruh dunia.
Menurut Dannif saat ini sudah beroperasi di 13 negara di Timur Tengah, Afrika, Asia Tengah dan Asia Tenggara.
ACWA Power berbasis di Arab Saudi. Portofolio pembangkit listriknya saat ini sejumlah 42 GW, di mana hampir 14 GW (33 persen dari total portofolio) ialah pembangkit listrik EBT.
Misi ACWA Power adalah menyalurkan listrik dan air desalinasi secara andal dengan biaya rendah.
"Jadi bisa berkontribusi secara efektif terhadap pembangunan berkelanjutan, sosial, dan ekonomi masyarakat serta negara," bebernya.
Bagi PNRE, kata dia, sejumlah kolaborasi dengan perusahaan lain baik dalam maupun luar negeri telah dilakukan dalam pengembangan PLTS, seperti PLTS Sei Mangkei dengan kapasitas 2 MWp, PLTS Badak 4 MWp, PLTS 1,4 MWp Cilacap, PLTS Dumai dengan 2 MWp dan juga beberapa PLTS SPBU di daerah Jabodetabek, Jawa tengah, dan Jawa Timur.
Selain itu, selaku subholding Pertamina melalui afiliasinya perseroan memiliki proyek Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Jawa-1 yang saat ini progressnya sudah mencapai tahap akhir.
Portofolio lainnya adalah Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) 2MW di Sei Mangkei, Sumatera Utara, serta aspek bisnis panas bumi dengan kapasitas terpasang 672MW yang dikelola oleh anak usaha PNRE.
“PNRE membuka peluang seluas-luasnya untuk berkolaborasi dengan mitra strategis yang memiliki semangat dan komitmen yang selaras. Dengan berkolaborasi, maka transisi energi di tanah air tentunya akan semakin cepat terwujud,” tambah Dannif. (jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robia