Dalam langkah terbaru di perang dagang antara Amerika Serikat dan China, pemerintahan Presiden Trump akan menghabiskan dana $AUD 12 miliar untuk membantu petani menghadapi peningkatan tarif, namun kelompok petani Australia mengatakan mereka yang akan merasakan dampaknya. External Link: Tweet - National Farmers Union
BACA JUGA: Jumlah Migran Permanen ke Australia Paling Rendah Dalam 10 Tahun
Pemerintah AS berencana memberikan bantuan keuangan langsung petani, dan juga membeli produk pertanian yang berlebihan untuk diberikan kepada mereka yang berpenghasilan rendah.
Namun Presiden Federasi Petani Nasional Australia (NFF) Tony Maher mengatakan ini akan berdampak buruk bagi petani Australia yang sekarang ini mengalami kekeringan di lahan mereka.
BACA JUGA: Universitas Di Australia Tidak Satu Kata Mengenai Pembatasan Mahasiswa Internasional
"Petani Australia adalah diantara mereka yang paling sedikit mendapat subsidi di dunia yang berarti ekspor pertanian kami akan rentan dengan adanya peningkatan bantuan di negara-negara pesaing." katanya.
"Kekhawatiran kami adalah bahwa ini akan memperburuk perang dagang dunia yang akan berdampak buruk bagi petani maupun konsumen."
BACA JUGA: Desakan di Australia Agar Keberhasilan Prosedur Bayi Tabung Klinik Dipublikasikan
Presiden Serikat Petani Amerika Serikat Roger Johnson menyambut baik bantuan langsung tersebut namun mengatakan pemerintah AS harus melakukan lebih banyak hal dalam jangka panjang guna memperbaiki dampak dari perang dagang.
"Pengumuman pemerintah penting, namun kami perlu menegaskan adanya konsekuensi buruk yang dihadapi petani sehubungan dengan berkurangnya pasar ekspor."
Presiden Donald Trump menyampaikan pengumuman tersebut hari Selasa, dua hari sebelum mengunjungi negara bagian Iowa, negara bagian yang paling banyak menanam kedelai. External Link: Trump tweet
Stephen Kirchner dari Pusat Kajian Amerika Serikat di University of Sydney mengatakan industri tanaman kedelai bernilai $AUD 14 miliar akan paling terpengaruh dalam ekspor AS karena China menerapkan tarif ekspor bagi seluruh minyak kedelai.
"Banyak permintaan kedelai dari China akan dialihkan ke negara lain." katanya.
"Jadi dari satu pasar ini saja, Amerika Serikat akan merasakan dampak yang besar."
Kirchner mengatakan masih belum jelas apa dampak perang dagang ini terhadap ekspor pertanian Australia.
"Mungkin akan ada permintaan kedelai lebih besar dari Australia, namun d sisi lain, ada kemungkinan ekspor Amerika Serikat yang sebelumnya dijual ke China mungkin akan dialihkan ke negara lain juga."Subsidi pertanian
Di tahun 2015, negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) sepakat untuk mengurangi subsidi bagi ekspor produk pertanian, namun subsidi itu masih tinggi di banyak negara termasuk di Eropa dan Amerika Serikat.
OECD membuat laporan mengenai kebijakan pertanian di 52 negara dan membandingkan subsidi dengan menggunakan sistem yang disebut "perkiraan dukungan yang diberikan untuk memproduksi sesuatu."
Ukuran yang digunakan adalah melihat berapa subsidi yang diterima pemerintah dalam bentuk persentase penghasilan petani.
Australia secara konsisten menjadi salah satu negara di kelompok OECD tahun lalu yang petaninya menerima subsidi 1,95 persen dari GDP, sedikit dibawah Selandia Baru.
Negara-negara Eropa mendapat subsidi paling tinggi dengan Islandia, Norwegia dan Swiss memberikan lebih dari 50 persen subsidi kepada petani mereka, sementara di Amerika Serikat sedikit delapan persen.
Lihat beritanya dalam bahasa Inggris di sini
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ratusan Orang Hilang Akibat Ambrolnya Bendungan di Laos