Suci Galau Lihat Harga Jamur Tiram Anjlok, Lantas? Wow

Kamis, 02 November 2017 – 00:05 WIB
Suci Maharani, Inovator bidang Pangan asal Payakumbuh. Foto: Fajar/Padang Ekspres

jpnn.com - Suci Maharani galau melihat harga jamur tiram sering anjlok di pasaran. Warga Kelurahan Tiakar, Payakumbuh Timur, Sumbar, itu lantas bikin inovasi di bidang pangan.

Berkat inovasinya, jamur tiram yang biasanya busuk setelah tiga hari disimpan di dalam kulkas, kini bisa bertahan hingga tiga bulan. Apa yang ia lakukan?

BACA JUGA: Dongkrak Inovasi, Pemerintah Gagas Dana Riset Nasional

FAJAR R VESKY- Payakumbuh

Kuliah di Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian Unand, membuat Suci Maharani, gemar bercocok tanam. Sambil menimba ilmu di kampusnya, Suci yang lahir di Limapuluh Kota, 22 Juni 1988, mulai membudidayakan jamur tiram pada 2013 silam.

BACA JUGA: Inilah Pesan Jokowi saat Bertemu Pimpinan Jawa Pos Group

Suci memilih membudidayakan jamur tiram sambil kuliah karena pangsa pasarnya masih terbuka lebar.

"Sayuran berprotein lebih tinggi dari protein daging sapi ini cukup diminati masyarakat. Permintaan pasarnya terbilang tinggi," kata Suci kepada Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Payakumbuh Elfriza Zaharman, menjelang peringatan Sumpah Pemuda 2017, Sabtu lalu (28/10).

BACA JUGA: IOT Taiwan Tawarkan Solusi Smart Living

Usaha budidaya jamur tiram yang ditekuni Suci sambil kuliah, ternyata juga digeluti oleh banyak warga Kota Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh Kota. Sampai akhir 2016, Suci mencatat, ada 50-an warga kedua daerah ini yang mengeluti usaha serupa.

Pada satu sisi, banyaknya usaha budidaya jamur tiram di Payakumbuh dan Limapuluh Kota, tentu bagus untuk mengatasi pengangguran.

Namun di sisi lain, produksi jamur tiram di kedua daerah jadi melimpah. Sehingga harga di pasaran sering turun.

Suci mencontohkan, harga jamur tiram yang biasanya Rp 10 ribu di tingkat pengumpul dan Rp25 ribu di tingkat konsumen, sering anjlok. Harganya menjadi Rp5 ribu di tingkat pengumpul dan Rp 20 ribu di tingkat konsumen. Kondisi ini, jelas tidak menguntungkan.

Apalagi, jamur tiram punya sifat mudah rusak dan busuk, membuat petani sering merugi saat musim panen tiba. Sisa jamur yang tidak terjual, kadang hanya dijadikan pakan ternak dan terbuang sia-sia.

Putri pasangan suami-istri Nurdalis dan Kasmayeti yang tinggal di Kelurahan Tiakar, Payakumbuh Timur itu mulai berfikir, bagaimana memanfaatkan produksi jamur timur yang berlimpah agar tidak terbuang begitu saja.

Alhasil, setelah kuliahnya selesai, tepatnya sejak 26 Agustus 2016, Suci langsung mengolah jamur tiram menjadi beraneka makanan yang enak, unik, dan bergizi tinggi.

Dari tangan Suci, jamur Tiram yang setelah dipanen hanya bisa disimpan selama tiga hari di dalam kulkas, kini bisa bertahan selama tiga bulan.

Sebab, Suci mengemas jamur tiram tersebut menjadi dendeng jamur, rendang jamur, nugget jamur, sate jamur, dan bakso jamur.

Produk olahan jamur tiram berlabel Ukhtina Suci yang dibuat dua kali seminggu ini, cukup laku di Payakumbuh.

Apalagi, Suci yang sudah bisa mempekerjakan karyawan, memasarkan olahan jamur tiram, untuk dua segmen sekaligus. Yakni, menengah ke bawah dan menengah ke atas.

Selain untuk usahanya sendiri, Suci juga berbagi ilmu dengan berbagai lapisan masyarakat.Namun diakui Suci, awal ia merintis usaha, masyarakat masih belum yakin dengan prospek lahan jamur tiram.

Tapi belakangan, melihat usaha Suci cukup berkembang, sudah banyak yang mau bertanya. Setidaknya, ingin belajar membudidayakan jamur tiram.

Dalam hal ini, Suci tidak pelit. Istri Yudhi Andrianto ini secara sukarela, menjadi narasumber pelatihan peningkatan kesejahteraan keluarga di Payakumbuh. Baik yang digelar kelompok pemuda maupun Dinas Sosial untuk program keluarga harapan.

Serangkaian usaha dan kepoloporan yang dilakoni Suci, dalam usia masih muda, membuat Disparpora Payakumbuh, menetapkan Suci sebagai Pemuda Pelopor 2017 bidang pangan.

“Selain Suci, kita juga tetapkan Nike Nurjannah sebagai pemuda pelopor bidang pendidikan dan Irma Zahra sebagai pemuda pengolahan sumber daya alam dan lingkungan. Dimana, masing-masing dapat penghargaan dari Wako dan hadiah Rp2,5 juta," kata Elfriza Zaharman.

Selain ditetapkan sebagai Pemuda Pelopor Payakumbuh 2017, Suci bersama Nike Nurjannah dan Irma Zahra, sama-sama diusulkan sebagai Pemuda Pelopor Sumbar 2017.

Setelah dilakukan penilaian oleh Dispora Sumbar yang dipimpin Priyadi Syukur, mantan Plt Wali Kota Payakumbuh, Suci akhirnya ditetapkan sebagai Pemuda Pelopor Sumbar 2017 Bidang Pangan.

Sementara untuk bidang pendidikan, gelar Pemuda Pelopor Sumbar 2017, diperoleh Deni Pratama dari Kota Padang.

Kemudian, untuk kepoloporan bidan sosial, budaya, pariwisata dan bela negara, diperoleh Yuliza Zain dari Padangpanjang.

Selanjutnya, untuk kepoloporan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan, diraih Oktafyandari dari Limpuluh Kota. Sedangkan kepeloporan inovasi dan teknologi, diperoleh Andri dari Tanahdatar. (***)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Omzet Mencapai Rp 60 Juta Per Bulan, Wouw Banget!


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler