jpnn.com, JAKARTA - Istri mendiang Munir Said Thalib, Suciwati mempertanyakan revolusi mental yang dicanangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurut dia, revolusi mental hanya omong kosong karena negara masih mempermainkan hukum.
"Kalau Jokowi ngomong revolusi mental, benar enggak sih revolusi mental itu terjadi? Buat saya itu tanda tanya besar," ujarnya saat menjadi pembicara dalam diskusi bertajuk Munir, Demokrasi, dan Perlindungan Pembela HAM di Universitas Atma Jaya, Jakarta, Selasa (5/9).
BACA JUGA: Jokowi Percayai Militansi Projo untuk Hadapi Pilpres 2019
Suciwati menambahkan, sampai saat ini masih banyak kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di masyarakat. Sedangkan penyelesaian kasus-kasus HAM terdahulu juga makin tidak jelas arahnya, termasuk kasus kematian suaminya.??Hingga kini, rekomendasi tim pencari fakta (TPF) kasus kematian Munir yang tuntas pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) belum juga dilaksanakan. Bahkan, dokumen aslinya pun tak diketahui keberadaannya.
Hingga akhirnya Presiden Jokowi pada Oktober 2016 lalu memerintahkan Jaksa Agung M Prasetyo untuk mencarinya. Namun, hingga sekarang tidak ada tindak lanjut. ??"Apakah jaksa agungnya bekerja? Artinya apa jaksa agung nggak nurut dong sama presidennya," cetusnya.
BACA JUGA: Golkar Dorong Pemerintahan Jokowi Lebih Galak kepada Myanmar
Menurut Suciwati, seharusnya Kejaksaan Agung memiliki salinan dokumen TPF Munir karena sudah pernah dibawa ke pengadilan. Karena itu Suciwati menganggap ketegasan yang diperlihatkan Jokowi untuk mengungkap kasus Munir justru kontradiktif.??
"Menunggu apalagi kalau memang mereka bakal nggak peduli. Seorang presiden, nomor satu, bicaranya tidak didengar jaksa agung," sindirnya.
BACA JUGA: Muslim Rohingya Dizalimi, Ini Respons Presiden Jokowi
??Suciwati lantas bercerita ketika dirinya dihubungi Jokowi pada saat kampanye Pilpres 2014 lalu. Saat itu, Suciwati mempertanyakan alasan Jokowi kerap satu panggung dengan mantan Kepala BIN AM Hendropriyono yang diduga terlibat dalam pembunuhan Munir.
??Namun, Jokowi seperti tidak peduli dengan status Hendropriyono itu. Bahkan, Jokowi sempat ingin mengangkat Hendropriyono menjadi tim penasihatnya.
"Revolusi mental yang dia teriakkan, kampanye penegakkan HAM dan hukum buat saya itu omong kosong, omong kosong. Banyak hal hari ini dibangun tapi kosong. Kalau ada lagu dari Sabang sampai Merauke berjajar pulau-pulau, tapi gak ada manusianya, hanya pulau-pulau saja," tandasnya.(dna/JPC)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Satukan Gerak demi Platform Jokowi, Projo Siapkan Rakernas Lagi
Redaktur : Tim Redaksi