Sudah 1.589 Orang Disuntik Vaksin Covid-19 China, Bagaimana Hasilnya?

Kamis, 15 Oktober 2020 – 08:44 WIB
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menunjukkan tanda suntik vaksin di Puskesmas Garuda, Kecamatan Andir, Bandung, Jawa Barat, Jumat (28/8). Foto: ANTARA/M Agung Rajasa

jpnn.com, JAKARTA - PT Bio Farma menyebutkan 1.589 sukarelawan Indonesia disuntik dengan kandidat vaksin COVID-19 dari Sinovac, China, dalam uji klinik fase 3 vaksin itu di Indonesia.

"Saat ini rekrutmen sudah selesai dan hampir 1.589 orang yang sudah disuntik vaksin ini dan diharapkan kami mendapatkan interim analysis (analisis sementara) di akhir Januari 2021," kata Neni Nurainy dari Divisi Penelitian dan Pengembangan PT Bio Farma dalam dalam seminar virtual Vaksin Merah Putih: Tantangan dan Harapan di Jakarta, Rabu (14/10).

BACA JUGA: Kang Emil Pengin Depok Dapat Vaksin COVID-19 Tahap Pertama, Kenapa?

Neni mengatakan, bersamaan dengan itu juga diajukan "emergency use authorization" (otorisasi penggunaan darurat) ke Badan POM (Pengawas Obat dan Makanan).

"Baru setelah itu kami akan melakukan produksi rutin oleh Bio Farma untuk vaksin Sinovac ini di 2021," katanya.

BACA JUGA: Gunungputri Bogor Makin Tak Aman, Ini Buktinya, Waspadalah

Adapun target jumlah sukarelawan dari uji klinik fase 3 vaksin Sinovac di Indonesia itu adalah 1.620 orang.

Sementara itu, Neni menuturkan dalam kerja sama dengan Sinovac, ada transfer teknologi pengembangan vaksin dengan Indonesia.

BACA JUGA: SB Mahir Membuat Bahan Peledak, Sudah Ada yang Memesan

Neni menuturkan kebutuhan vaksin Indonesia untuk jumlah penduduk yang besar tidak bisa dicukupi dari kerja sama dengan pihak luar.

Oleh karena itu, untuk pemenuhan kebutuhan juga perlu kemandirian dalam penyediaan vaksin COVID-19 melalui konsorsium vaksin nasional.

Bio Farma bekerja sama dengan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman untuk pengembangan vaksin Merah Putih.

Neni menuturkan jika Eijkman dapat menyerahkan bibit vaksin pada Januari 2021 maka perlu pengembangan lanjutan di Bio Farma mulai dari upscalling, kemudian uji praklinik, uji klinik fase 1, 2 dan 3 hingga produksi.

"Kami harapkan adanya pendampingan dan pengajuan emergency use authorization dari Badan POM ini, mungkin diharapkan di 2022 kami bisa mengisi kekosongan tadi vaksin yang tidak tersedia dari impor dari Sinovac ataupun dari negara lain," tuturnya. (antara/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler