jpnn.com, KOLOMBO - Korban tewas ledakan di sejumlah gereja dan hotel di Sri Lanka melonjak menjadi 290 orang. Ledakan terjadi saat orang-orang sedang merayakan Paskah pada Minggu (21/4).
Polisi mengatakan, sebanyak 24 orang telah ditangkap tetapi belum diketahui siapa yang melakukan serangan. Sekitar 500 orang terluka dan belasan orang asing termasuk di antara yang tewas.
BACA JUGA: MUI Berharap Tragedi Berdarah di Sri Lanka Tak Dikaitkan dengan Agama Pelaku
Minggu malam, Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe mengatakan, otoritas keamanan mengetahui informasi tentang kemungkinan serangan tetapi informasi itu belum ditindaklanjuti.
Dilansir dari BBC, Pemerintah Sri Lanka mengatakan, mereka yakin bom bunuh diri digunakan di dalam beberapa lokasi. Wartawan BBC Azzam Ameen di Kolombo mengatakan, para penyerang dianggap sebagai bagian dari kelompok Islam garis keras. Ini menurut pihak berwenang.
BACA JUGA: Presiden Jokowi Kecam Teror Bom di Sri Lanka
“Kita harus melihat mengapa tindakan pencegahan yang memadai tidak dilakukan. Baik saya maupun para menteri tidak diberi informasi,” kata Ranil. “Untuk saat ini prioritasnya adalah menangkap para penyerang,” tambahnya.
Pejabat pemerintah telah meminta masyarakat untuk tetap tenang saat investigasi berlangsung. Masyarakat diminta tidak langsung percaya pada pesan-pesan yang tersebar di media sosial. (jpc)
BACA JUGA: Paskah Berdarah di Sri Lanka
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rencanakan Penculikan Pejabat Malaysia, WNI Divonis 12 Tahun
Redaktur & Reporter : Adil