Sudah 3 Minggu DKI Jakarta Masuk 5 Besar Kasus Positif Covid-19, Pekan Ini Malah Nomor 1

Selasa, 24 November 2020 – 23:12 WIB
Sejumlah pekerja mengenakan masker di Kawasan Sudirman, Jakarta. Foto: Ricardo/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Jumlah kasus aktif di Indonesia per Selasa (24/11) berada di angka 64.878 kasus atau 12,8 persen.

Angka ini masih lebih rendah dari rata-rata dunia sebesar 28,49 persen.

BACA JUGA: Ingatkan Anies Baswedan, Prof Wiku Satgas Covid Sampai Pakai Kata Saya Mohon

Sedangkan penambahan kasus positif sebanyak 4.192 kasus.

Jumlah kasus sembuh sebanyak 425.313 atau 84 persen dibandingkan rata-rata dunia 69,15 persen.

BACA JUGA: Satgas Covid-19 Minta Masyarakat Membuka Diri Melakukan 3T

Untuk jumlah pasien meninggal 16.111 kasus atau 3,2 persen dibandingkan rata-rata dunia 2,36 persen.

Kesembuhan saat ini berangsur meningkat. Per Minggu (22/11), persentase kesembuhan mencapai 84,03 persen.

BACA JUGA: Jokowi Puji Kinerja Satgas Penanganan Covid-19

Angka kesembuhan ini diharapkan terus ditingkatkan, dan diawali dengan peningkatan testing (pemeriksaan).

"Bagi masyarakat yang melakukan testing dan mendapati hasil positif, harus segera mendapatkan penanganan yang baik di fasilitas kesehatan," kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Selasa (24/11).

Wiku mengatakan, melalui penanganan kesehatan yang sesuai standar, angka kesembuhan dapat terus ditingkatkan.

Oleh karena itu, dia meminta masyarakat untuk jangan takut melakukan testing.

Jika mengalami gejala Covid-19 sebagai deteksi awal untuk memastikan status kesehatan.

"Makin awal testing dilakukan, maka treatment dapat dilakukan secara cepat sehingga meningkatkan peluang kesembuhan," kata Wiku.

Selain itu, terdapat kabar baik terkait perkembangan kasus kematian pada kasus kematian tingkat nasional.

Pada November 2020, terlihat kematian menurun berdasarkan persentase kematian di tingkat nasional mencapai 3,19 persen.

Hal ini dapat diraih berkat upaya keras dalam melakukan treatment (pengobatan) pasien Covid-19 di berbagai fasilitas kesehatan di berbagai daerah.

Untuk itu, Satgas Penanganan Covid-19 mengapresiasi setinggi-tingginya, tenaga kesehatan di berbagai fasilitas kesehatan serta yang sudah berusaha keras memberikan perawatan intensif yang berkualitas sehingga mampu menekan persentase kematian di tingkat nasional.

"Dan juga bagi masyarakat yang berinisiatif dan berkenan memeriksakan diri sebagai upaya deteksi dini dan menjadi kontribusi terhadap peluang kesembuhan," kata Wiku.

Pada pekan ini, terjadi kenaikan kasus 3,9 persen dibandingkan pekan sebelumnya.

Kenaikan ini disumbang oleh lima provinsi dengan kenaikan kasus tertinggi.

Kelima provinsi dimaksud, di antaranya Daerah Khusus Ibu kota Jakarta naik 1.937 dari 6.600 menjadi 8.537.

Kedua, Riau naik 1.166, dari 867 menjadi 2.033.

Ketiga, Jawa Timur naik 736, dari 1.656 menjadi 2.392.

Keempat, Daerah Istimewa Yogyakarta naik 338, dari 281 menjadi 619.

Kelima, Sulawesi Tengah naik 245, dari 111 menjadi 356.

Pada lima provinsi ini, Satgas Penanganan Covid-19 meminta pemerintah daerah untuk mengambil langkah-langkah konkret untuk mengatasi peningkatan kasus.

"Karena ini sudah sangat serius. Kami melihat bahwa lima besar penambahan kasus positif mingguan tertinggi, masih konsisten pada provinsi pada pekan ini dan pekan sebelumnya, tidak ada perubahan secara signifikan," katanya.

Khususnya DKI Jakarta, pekan ini mendapat perhatian serius karena sudah tiga minggu berturut-turut berada pada Lima Besar penambahan kasus positif mingguan tertinggi.

Bahkan pekan ini berada di peringkat pertama.

Selanjutnya dari rincian kasus aktif, hingga Minggu (22/11), angka kasus aktif mencapai 12,78 persen atau turun 0,5 persen dari minggu sebelumnya.

"Angka ini masih cenderung mendatar, yang menandakan bahwa laju penurunan kasus aktif terhenti. Atau dengan kata lain, penularan tidak terkendali dibandingkan bulan-bulan sebelumnya," katanya.

Yang menjadi penyebab belum terkendalinya kasus aktif nasional, disebabkan oleh liburan panjang dan kegiatan yang menimbulkan kerumunan.

Pemerintah daerah kembali diminta untuk melakukan pengawasan, sosialisasi, penegakan disiplin, dan pemberian sanksi terhadap masyarakat yang masih abai terhadap protokol kesehatan tanpa pandang bulu.

"Kolaborasi pemerintah dan masyarakat merupakan kunci utama dalam menekan kasus aktif tingkat nasional," kata Wiku. (tan/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler