Jokowi Puji Kinerja Satgas Penanganan Covid-19

Selasa, 24 November 2020 – 08:42 WIB
Presiden Joko Widodo. Foto: Biro Pers Setpres

jpnn.com, JAKARTA - Presiden Jokowi memuji kinerja Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19.

Kasus aktif Covid-19 di Indonesia kini jauh lebih rendah dibanding rata-rata kasus aktif dunia.

BACA JUGA: Satgas Covid-19 Ajak Masyarakat Proaktif Periksa Kesehatan agar Melindungi Keluarga

Tingkat penyembuhannya pun terus bertambah

Senin (23/11) kemarin, Jokowi memaparkan capaian kinerja yang ditorehkan Satgas Penanganan Covid-19.

BACA JUGA: Satgas Covid-19 Peringatkan Daerah yang Mau Membuka Sekolah saat Pandemi, Tegas!

Dia berharap pemerintah dan masyarakat bisa bersama-sama lebih menekan kasus Covid-19.

BACA JUGA: Satgas Covid-19: Tidak Taat 3M Membuat Angka Penderita Covid-19 Bertambah

“Per 22 November 2020 rata-rata kasus aktif Covid-19 di seluruh Tanah air 12,78 persen. Ini lebih rendah dari rata-rata kasus aktif dunia yaitu 28,41 persen. Ini sudah baik,” kata Jokowi.

Hal yang lebih menggembirakan lagi, tingkat kesembuhan pasien di Indonesia kini juga jauh lebih tinggi dari rata-rata dunia.

Tingkat kesembuhan di Indonesia saat ini sebesar 84,03 persen.“Sementara angka kesembuhan dunia hanya mencapai 69,20 persen. Ini harus terus diperbaiki,” ujar Jokowi.

Sementara Ketua Satgas Penanganan Covid-19, Doni Monardo terus berupaya mengajak masyarakat agar mengikuti prosedur 3T (Testing, Tracing dan Treatment) untuk memini-malisasi penularan Covid-19.

Harapan ini disampaikan Doni lantaran petugas penanganan Covid-19 di lapangan kerap mengalami kesulitan melakukan pelacakan usai kerumunan, demonstrasi Undang-Undang Cipta kerja, libur panjang maupun penjemputan tokoh agama di Bandara Soekarno Hatta.

Kemudian, kerumunan di Tebet, Jakarta Selatan, Megamendung, Bogor, serta di Petamburan, Jakarta Pusat.

Kondisi ini berbahaya bila sampai ada yang tertular tetapi tidak terlacak, sehingga berpotensi menulari orang lain.

“Dibutuhkan kerelaan hati dari masyarakat melakukan swab test, utamanya bagi yang pernah mengikuti kerumunan. Termasuk selama liburan panjang, demonstrasi menolak Undang-Undang Cipta kerja maupun kerumunan lain. Swab test di Pukesmas, tidak dipungut biaya,” tuturnya.

Doni berharap, dukungan dari tokoh masyarakat di setiap daerah, termasuk para ketua RT dan ketua RW untuk melakukan tes massal dimulai dari keluarga inti yang positif.

Hal ini merupakan bagian dari upaya memutus mata rantai penularan Covid-19. Upaya ini tidak akan berhasil tanpa dukungan semua pihak.

“Perlu kerja sama yang baik dan harmonis. Semua harus dilakukan dengan pendekatan humanis,” ucapnya.

Menurut Doni, petugas harus melakukan pendekatan secara persuasif, mengajak masyarakat bekerja sama atas nama nilai-nilai kemanusiaan.

Masyarakat harus meyakinkan bahwa hal ini dilakukan demi memutus rantai penularan Covid-19. Penularan dapat diputus jika setiap kasus yang muncul segera ditangani oleh petugas kesehatan.

Doni meminta Satgas Covid-19 daerah melanjutkan kerja keras menelusuri kasus dan segera melakukan karantina di tempat yang telah ditentukan, baik bagi orang tanpa gejala (OTG) maupun yang sudah bergejala, supaya semua orang bisa selamat.

“Mulailah dengan penelusuran dari pasien positif. Selanjutnya tes massal dari keluarga inti dan semua orang yang memiliki kontak erat dengan pasien,” katanya. (dir/rmco)


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler