jpnn.com, JAKARTA - United In Diversity (UID) menegaskan komitmennya mendukung pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Salah satunya melalui program beasiswa bertajuk “BEKAL (Bersama Kelola Alam Adil Lestari) Pemimpin”.
Beasiswa BEKAL Pemimpin ini diberikan untuk para Emerging Leader yakni para pemimpin muda ataupun calon pemimpin yang usianya masih di bawah 40 tahun.
BACA JUGA: SNMPTN 2020: Universitas Terbuka Siapkan Beasiswa untuk 100 Mahasiswa
Chief Executive Officer UID Indira P Baheramsyah menjelaskan, program ini bertujuan menumbuhkan jejaring pemimpin muda di bidang lingkungan yang mampu menggerakkan transformasi sosial menuju pengelolaan sumber daya alam (SDA) Indonesia yang berkeadilan, berkelanjutan, dan berkearifan lokal.
“Dengan memberikan pengetahuan mengenai pengelolaan SDA, diharapkan para pemimpin muda dapat menerapkannya di masing-masing perusahaan ataupun lembaga yang mereka pimpin kelak,” ujar Indira P Baheramsyah.
BACA JUGA: 18 Atlet Raih Beasiswa Bulu Tangkis PB Djarum
Dia menjelaskan, pada saat dibuka pada Mei 2019 lalu, ada lebih dari 650 orang yang mendaftar untuk mendapatkan beasiswa. Namun pada program perdana yang juga didukung oleh The David and Lucile Packard Foundation ini, UID baru bisa memfasilitasi 58 orang penerima beasiswa.
Adapun penerima beasiswa tersebut mewakili tiga wilayah Indonesia, yakni timur, tengah dan barat. Para penerima beasiswa juga berasal dari berbagai kalangan, mulai dari pelaku usaha dan insustri, lembaga pemerintah pusat dan daerah, LSM/NGO, akademisi, hingga para jurnalis. Program beasiswa ini berdurasi enam bulan, mulai dari Juli 2019 - Desember 2019.
BACA JUGA: Jubir Presiden Bicara Jujur soal Kedekatannya dengan Rocky Gerung
“Program BEKAL Pemimpin memfokuskan pada beberapa isu pengelolaan sumber daya alam yang selama ini memainkan peran sangat penting dalam menentukan kualitas lingkungan Indonesia. Antara lain, pemanfaatan lahan, akuakultur, perikanan dan kelautan, agrikultur, serta bidang-bidang lain yang berpengaruh terhadap pengelolaan sumber daya alam, seperti inovasi model bisnis, value chain dan pemanfaatan teknologi digital,” kata Indira saat acara Pelulusan BEKAL Pemimpin di Gedung Annex, Jakarta Pusat.
Salah satu penerima beasiswa ini dari kalangan perbankan. Diharapkan, dengan mendapatkan pengetahuan mengenai pengelolaan SDA ini, mereka dapat memahami pentingnya pengelolaan SDA yang baik dan berkelanjutan dalam menyalurkan pembiayaan.
Dikatakan Indira bahwa SDA merupakan sektor strategis yang menjadi modal utama pembangunan bangsa, sekaligus salah satu penopang perekonomian tanah air. Sehingga pembekalan bagi para emerging leader ini sangat penting untuk Indonesia kedepannya. Ia berharap para pemimpin kedepannya dapat menjalin komunikasi lebih baik, dan berkolaborasi dalam membuat kebijakan sehingga memecah sekat-sekat antar pengambil kebijakan.
“Bekal pemimpin ini akan memutus kesenjangan antar kepentingan individu dan menciptakan kolaborasi seluruh pemangku kepentingan guna menghasilkan sebuah solusi untuk membangun negeri,” ujar Indira.
Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil yang hadir dalam acara pelulusan penerima beasiswa BEKAL Pemimpin menyambut baik program yang dilakukan oleh UID. Menurutnya, semakin banyak BEKAL Pemimpin yang seperti ini yang bisa diciptakan, maka pembangunan Indonesia ke arah yang lebih baik akan menjadi lebih cepat.
Salah satunya mengenai prototipe Investasi Hijau yang dikerjakan oleh penerima beasiswa BEKAL Pemimpin. Menurut Sofyan, prototipe tersebut sangat baik untuk SDA Indonesia kedepannya.
“Saat ini perkebunan sawit rakyat porsinya 45% dari total perkebunan sawit di Indonesia, namun perkebunan sawit rakyat tersebut baru mampu memproduksi 3 ton per hektar. Lebih rendah dari produksi perkebunan sawit milik korporat yang mampu memproduksi 7 ton per hektar. Jika kita bisa tingkatkan dari 3 ton menjadi 7 ton, berarti akan peningkatan produksi lebih dari 100% tanpa harus membuka lahan baru,” kata Sofyan.
Oleh karena itu, pihaknya sangat mendukung program BEKAL Pemimpin dalam pengelolaan SDA ini.
“Program ini sangat baik, karena fokus pada pencarian solusi terkait permasalahan mengenai pengelolaan SDA di Indonesia. Melalui program ini, seluruh pemangku kepentingan dapat berkolaborasi menyelesaikan permasalahan terkait SDA demi membangun Indonesia yang lebih baik,” pungkas Sofyan. (esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad