jpnn.com, MADIUN - Selama Januari hingga November ini, tercatat 90 kali kecelakaan di wilayah kerja PT KAI Daop 7 Madiun, Jawa Timur.
Angkanya naik signifikan jika dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya 76 kasus.
BACA JUGA: Diduga Tertidur di Rel, Marusaha Meregang Nyawa Digilas KA
Padahal kereta api berjalan di relnya sendiri. Titik tabraknya selalu di lintasan.
Manajer Humas PT KAI Daop 7 Supriyanto menyesalkan kebiasaan masyarakat yang sembrono saat menyeberangi lintasan KA.
BACA JUGA: Nekat Menerobos Palang Pintu KA, Ibu dan Anak Terpental
Bahaya besar, kata dia, semakin mengancam jika lintasan itu tidak berpalang pintu dan tanpa penjaga.
UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan mewajibkan pengendara berhenti saat hendak melewati lintasan kereta api.
''Banyak yang tidak memperhatikan peraturan ini,'' kata Supriyanto.
BACA JUGA: Mahasiswa Tabrakkan Diri ke Kereta Api
Padahal, lanjut dia, ada 310 lintasan KA di wilayah Daop 7 Madiun. Dari jumlah itu, hanya 75 titik yang dijaga.
Sebanyak 235 titik lainnya tanpa penjaga lantaran berada di persawahan yang jauh dari permukiman.
Supriyanto mengatakan, ratusan lintasan itu liar lantaran sengaja dibuat warga untuk memangkas jarak jalan.
''Kami sudah berusaha memasang rambu atau menutup titik lintasan itu,'' ungkap Supriyanto.
Menurut dia, PT KAI sudah berkoordinasi dengan dinas perhubungan di sejumlah daerah maupun provinsi untuk menekan korban kecelakaan akibat tertabrak kereta.
Salah satunya dengan memasang rambu di lintasan liar itu.
Bahkan, muncul usulan agar dipasang early warning system (EWS). Pilihan lain, menutup total lintasan liar tersebut.
''Ini demi mencegah terjadinya kecelakaan,'' terangnya.
Supriyanto menyebutkan, sudah ada sekitar 100 titik lintasan KA yang dilengkapi EWS.
Selain itu, sembilan lintasan liar sengaja diportal. Lantaran luasnya wilayah kerja, PT KAI memerlukan waktu untuk menertibkan lintasan liar yang membelah lajur rel. (mg9/bel/hw/c7/diq/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sebelum Tidur di Rel Kereta, Korban Lepas Semua Bajunya
Redaktur & Reporter : Natalia