JAKARTA - Kementerian Agama (Kemenag) hampir menuntaskan persiapan pelaksanaan ibadah haji 1433 H/2012 M. Terutama untuk urusan pemondokan di Makkah. Hingga kemarin, kementerian yang tengah disorot gara-gara kasus dugaan korupsi dalam pengadaan Alquran itu mengaku sudah mendapatkan 329 unit rumah untuk pemondokan dengan kapasitas total 200.376 orang. 252 unit di antaranya berada di radius 2.000 dari Masjidil Haram.
"Perkembangan perburuan memperoleh sewa rumah untuk pemondokan di Makkah ini sudah bisa disebut hampir tuntas," kata Direktur Pelayanan Haji (Diryanhaj) Ditjen Penyelenggaran Haji dan Umroh (PHU) Kemenag Sri Ilham Lubis di Jakarta kemarin (30/6).
Dalam draf usulan Biaya Penyelenggaraan Haji (BPIH) yang diajukan ke DPR, pemerintah memasang ancang-ancang tarif sewa pemondokan sebesar SAR 4.500 per jamaah (Rp 11,2 juta). Jika dihitung dari kapasitas 329 rumah tadi, memang sudah sebanding dengan jumlah jamaah haji reguler. Atau sekitar 99,22 persen dari total kebutuhan pemondokan jamaah haji reguler.
Merujuk pagu pokok, jamaah haji Indonesia tahun ini mencapai 210 ribu jemaah. Sebanyak 193 ribu di antaranya merupakan jamaah haji reguler. Nah, dengan kapasitas 329 rumah pemondokan yang mampu menampung 200.376 orang, bisa dipastikan persoalan pemondokan untuk jamaah haji reguler memang sudah tuntas.
Kemenag memang sengaja memperbanyak kapasistas karena juga disiapkan untuk panitia haji, petugas pendamping, dan tenaga medis. Selain itu, selisih kapasitas ini juga disiapkan untuk penambahan jamaah haji reguler dari kuota haji tambahan.
Terkait jarak pemondokan dengan Masjidil Haram, Sri menuturkan sebagian besar pemondokan ini terdapat di radius 2.000 meter dari Masjidil Haram. Dia menerangkan jika 252 unit pemondokan (72 persen) dengan kapasitas 145.402 orang berada di radius 0 " 2.000 meter dari Masjidil Haram.
Sementara itu, 73 unit pemondokan (26,26 persen) dengan kapasitas 53.034 orang berada di radius 2.001 " 2.500 meter dari Masjidil Haram. Kemenag juga menyipakan empat unit pemondokan cadangan dengan kapasitas 1.940 orang. Jika dilihat dari total unit pemondokan dengan jumlah kapasitas, berarti rata-rata setiap unit pemondokan menampung sekitar 609 jamaah.
Penentuan jamaah dari kloter berapa menempati pemondokan mana akan dilakukan dengan cara diundi. Pengundian atau qur"ah maktab ini akan dilakukan oleh kemenag ketika sudah mendekati pemberangkatan calon jamaah haji ke tanah suci.
Mengenai katering, Sri menerangkan kalau Kemenag sudah teken kontrak dengan 12 perusahaan setempat untuk penyediaan konsumsi jamaah haji selama di Madinah. "Sementara untuk ketering di Armina (Arafah-Muzdalifah-Mina) masih dalam proses," kata dia.
Persiapan berikutnya adalah penerbitan dokumen keimigrasian berupa paspor dan visa. Sri menuturkan, proses pembuatan paspor bagi calon jamaah haji masih terus berlangsung. Sedangkan untuk proses pengajuan visa masih menunggu pembukaan pendaftaran visa yang ditetapkan oleh Kerajaan Arab Saudi dalam waktu dekat.
Menurut laporan yang diterima Sri, sampai kemarin buku paspor yang sudah diproses petugas Kemenag sekitar 50 ribu. "Jumlah ini baru yang terdeteksi dari Siskohat (Sistem Komputerisasi Haji Terpadu, red)," kata dia. Ada juga paspor yang sudah jadi tetapi belum masuk ke Siskohat Kemenag.
Untuk urusan pengurusan paspor ini juga menjadi perhatian serius Kemenag. Jika diasumsikan total jamaah haji mencapai 210 ribu orang dan semuanya belum memiliki paspor, maka jumlah paspor sebanyak 50 ribu buah itu baru mencapai sekitar 23 persen.
Dalam keterangan beberapa waktu lalu, Menag Suryadharma Ali menuturkan jika kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kemenag di setiap provinsi harus aktif memantau urusan penyelesaian pembuatan paspor ini. Dia menghimbau para kakanwil Kemenag tidak pasif dan menunggu laporan dari stafnya. (wan/ttg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dinas di Daerah Jangan Ikut-ikutan Struktur Pusat
Redaktur : Tim Redaksi