jpnn.com - Botol plastik yang selalu Anda isi ulang tidak dibuat untuk diisi ulang - yang berarti bisa berpotensi untuk melepaskan bahan kimia dan menyimpan bakteri berbahaya.
Secara khusus, ada kekhawatiran tentang Bisphenol A (BPA) - bahan kimia kontroversial yang digunakan dalam pembuatan plastik dan diperkirakan bisa mengganggu hormon seks.
BACA JUGA: Bu Susi Minta Pemda Bikin Perda Larangan Pakai Botol Plastik
"Bahan kimia tertentu yang ditemukan dalam botol plastik bisa memengaruhi setiap sistem di tubuh kita," kata Dr. Marilyn Glenville, seperti dilansir laman India Times, Kamis (6/12).
Mereka bisa memengaruhi ovulasi dan meningkatkan risiko masalah hormonal seperti PCOS, endometriosis dan kanker payudara. Ini adalah sentimen yang dimiliki oleh NHS juga, yang telah mengonfirmasi bahwa BPA berpotensi untuk bermigrasi ke minuman.
BACA JUGA: Danone Aqua Kampanyekan Daur Ulang Sampah Botol Plastik di Bali Marathon 2017
Ilmu pengetahuan belum sepenuhnya mengetahui dengan jelas tentang bagaimana BPA bisa memengaruhi manusia. BPA bisa meniru hormon dan mengganggu sistem kelenjar endokrin, yang melepaskan hormon di sekitar tubuh.
Tapi selain dari ini, ada efek samping lain yang berpotensi mengkhawatirkan dari topping bakteri botol air Anda.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Treadmill Reviews, periset menemukan bahwa botol air yang setelah digunakan oleh seorang atlet selama seminggu memiliki jumlah bakteri tertinggi yang mencapai lebih dari 900.000 unit pembentuk koloni per cm persegi rata-rata.
Ditemukan juga bahwa 60 persen kuman yang mereka temukan di botol air mampu membuat orang sakit. Jadi apa yang bisa Anda lakukan untuk menghindari sakit?
Sederhana saja, jangan gunakan kembali botol sekali pakai. Minum dari mereka satu kali dan kemudian didaur ulang.
Ini juga merupakan ide bagus untuk membeli botol plastik bebas BPA jika memungkinkan atau berinvestasi dalam kemasan isi ulang yang terbuat dari kaca atau stainless steel. (fny/jpnn)
Redaktur & Reporter : Fany