jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Pengemudi Ojek Daring Garda Indonesia Igun Wicaksono menilai sudah saatnya pemerintah membuat pembatasan penggunaan BBM subsidi (Solar dan Pertalite).
Pembatasan itu misalnya, Solar dan Pertalite hanya digunakan untuk sepeda motor dan angkutan umum saja.
BACA JUGA: Survei Charta Politika Indonesia: Ganjar Pranowo jadi Pilihan Tertinggi Publik Sebagai Capres
“Dengan begitu penggunaan BBM bersubsidi bisa digunakan masyarakat yang kurang mampu,” ujar Igun.
BBM bersubsidi memang sangat dibutuhkan oleh masyarakat kecil.
BACA JUGA: Imbauan Penting dari Pegadaian, Jangan Sampai Tertipu, ya!
Oleh sebab itu, distribusinya pun harus tepat sasaran. Misalnya saja untuk angkutan umum, seperti angkutan sewa, travel ataupun taksi online.
Sedangkan sepeda motor sepeda motor dengan volume mesin kecil, bukan yang memiliki CC besar atau motor gede (moge).
BACA JUGA: UKM Sahabat Sandi Bagikan Voucer BBM Murah Untuk Para Ojol di Makassar
Jika kendaraan mewah atau kendaraan baru masih menggunakan BBM bersubsidi, lanjutnya, tentu berdampak kepada rakyat miskin.
“Bukan tidak mungkin BBM subsidi akan cepat habis,” kata dia.
Itu sebabnya, pengunaan aplikasi MyPertamina bisa lebih dioptimalkan. Sebab melalui aplikasi MyPertamina itulah bisa terlihat dan terdata, berapa banyak mobil mewah atau kendaraan keluaran baru yang masih menggunakan BBM bersubsidi.
Igun juga meminta adanya penegakan aturan yang tegas bagi pelanggar. Dalam hal ini, bisa saja sanksi diberikan kepada SPBU yang menjual BBM bersubsidi kepada kendaraan mewah atau keluaran terbaru.
“Semua ini kembali lagi ke Pertamina sebagai operator hilir BBM bersubsidi. Bisa penyelenggaranya seperti SPBU yang diberikan sanksi apabila menyalurkan BBM bersubsidi kepada yang berhak atau ke penggunanya (pemilik kendaraan),” ungkap Igun.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy Artada