Sudah Saatnya Tenaga Perawat Indonesia Kantongi Sertifikat Internasional

Agar Bersaing di Mancanegara dan Rumah Sakit Indonesia Tak Diserbu Perawat Asing

Senin, 11 Mei 2015 – 18:34 WIB
Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid saat menjadi pembicara pada seminar Internasional "Qualification and Compatibility International Standards for Nurses Among ASEAN Countries” di Stikes Pertamedika, di Jakarta, Senin (11/5). Foto: dokumentasi BNP2TKI

jpnn.com - JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid melontarkan wacana tentang pentingnya membentuk Lembaga Sertifikasi Profesi Perawat atau National Council Licensure Examination for Registered Nurses (NCLEX-RN). Menurutnya, sertifikasi berstandar internasional sangat penting sehingga tenaga perawat asal Indonesia yang bekerja di luar negeri benar-benar bisa bersaing dengan tenaga kerja sejenis dari negara lain.

Nusron melontarkan wacana tentang NCLEX-RN saat menjadi pembicara dalam seminar Internasional "Qualification and Compatibility International Standards for Nurses Among ASEAN Countries” di  Stikes Pertamedika, di Jakarta, Senin (11/5). Menurutnya, Indonesia sebenarnya kebanjiran permintaan untuk memasok perawat dan tenaga medis lainnya ke luar negeri. "Tapi sampai saat ini belum mampu memenuhi," katanya.

BACA JUGA: Nilai Tertinggi TKD se-Sultra tak Lulus CPNS

Nusron lantas membeber data permintaan dari Timur Tengah akan tenaga medis adal Indonesia. Sejak 2010 hingga 2015 ini, rata-rata dibutuhkan 15 ribu perawat untuk memenuhi permintaan di Timut Tengah. Namun, Indonesia hanya bisa bisa menyediakan 5.600 perawat saja atau sekitar 34 persen.

Padahal, katanya sekolah tinggi perawat di Indonesia bisa menghasilkan 22 ribu lulusan per tahun. Namun, yang terserap hanya sekitar 13 ribu saja.

BACA JUGA: Listrik Pasti Sentrum 50 Daerah Perbatasan dan Pulau-pulau Kecil Tahun ini

“Jadi masih ada 9.000 ribu yang tidak terserap, tapi tetap tidak bisa memenuhi permintaan pasar luar negeri karena di luar negeri mensyaratkan International Registered Nurses (IRN)," katanya.

Nusron menambahkan, dirinya mendapat tugas dari Presiden Joko Widodo untuk memperbanyak pengiriman tenaga perawat ke luar negeri pasca-keputusan pemerintah menghentikan TKI untuk sektor domestik atau pembantu rumah tangga ke Timur Tengah. Hanya saja, kata Nusron, memang belum semua perawat Indonesia bersertifikasi internasional sehingga tidak bisa langsung dikirim ke mancanegara. "Ini yang membuat banyak perawat nganggur,” keluhnya.

BACA JUGA: RA Ternyata Sudah Jadi Muncikari Sejak 2012

Selain itu, kata Nusron, NCLEX-RN bukan hanya penting untuk memastikan kualitas perawat asal tanah air yang bekerja di mancanegara. Sebab, lembaga itu juga untuk menyaring perawat-perawat asing yang hendak bekerja di Indonesia.

Nusron menambahkan, negara di Asia yang sudah memiliki lembaga sertifikasi internasional untuk yang tenaga perawat antara lain India, Philipina, Hongkong dan Taiwan. Akibatnya, banyak perawat Indonesia yang berburu sertifikat internasional ke negara-negara itu.

Selain itu, kata Nusron, hal yang perlu dikhawatirkan jika kelak rumah sakit-rumah sakit berstandar internasional di Jakarta diharuskan menerapkan NCLEX RN. Menurutnya, sudah dipastikan para perawat asing pun akan menyerbu Indonesia.

Karena itu, katanya, saat ini sudah sangat mendesak agar di Indonesia ada lembaga sertifikasi profesi perawat yang bisa bekerja sama dengan negara lain yang sudah memiliki NCLEX-RN. “Jangan sampai perawat kita hanya jadi asisten,” katanya.(jpnn)
 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Masyarakat Desa Minim Informasi Kebijakan Pemerintah, Ini Gebrakan Menteri Jafar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler