Sudahlah..Prabowo-Sandi Harusnya Menyerah pada Kedaulatan Rakyat

Jumat, 19 April 2019 – 15:48 WIB
DEKLARASI LAGI: Jumpa pers Prabowo Subianto dan Sandiaga S Uno di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (18/4) untuk mendeklarasikan kemenangan di Pilpres 2019. Foto: Aristo Setiawan/JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat Politik dari Universitas Indonesia Donny Gahral Adian mengatakan, melakukan mobilisasi massa untuk memaksakan kehendak di luar jalur hukum yang sah adalah tindakan inkonstitusional dan berpotensi makar.

Hal itu telah dilakukan Prabowo Subianto bersama para pendukungnya setelah usai pemungutan suara.

BACA JUGA: Hmm..Tak Ada Nama Sandiaga Uno di Panggung Pidato Prabowo Subianto

“People power sebagai mobilisasi massa untuk menjatuhkan pemerintahan yang sah adalah tindakan berpotensi makar dan inkonstitusional. People power itu untuk menjatuhkan pemerintahan yang otoriter, bukan untuk proses penghitungan suara dalam sebuah pemilu yang demokratis,” kata Donny dalam pernyataan resminya, Jumat (19/4).

BACA JUGA : Rizieq Shihab Ajak Pendukung Prabowo - Sandi Kawal Hasil Pemilihan

BACA JUGA: Prabowo Gelar Sujud Syukur, Kubu Jokowi Singgung Tensi Darah

Dia melanjutkan, hendaknya kubu Prabowo-Sandi yang kalah dalam penghitungan cepat (quick count) berhenti untuk melakukan mobilisasi massa.

“Menyerahlah pada kedaulatan rakyat. Tunjukkan bagaimana berdemokrasi secara dewasa,” seru Donny.

BACA JUGA: Panggung Sujud Kemenangan Prabowo di Kertanegara Tanpa Aroma Sandiaga

Menurut Donny, people sudah menunjukkan powernya dengan memilih pasangan petahana Presiden Jokowi-Ma’ruf. Di luar hal itu mobilisasi massa adalah absurd dan berada di luar kewajaran serta kewarasan publik.

BACA JUGA : Respons Kiai Ma'ruf Amin Soal Syukuran Kubu Prabowo di Monas

Kapitalisasi isu agama yang diusung Prabowo, menurut Donny, lumayan berhasil dengan mengacu pada hasil hitung cepat 45 persen untuk Prabowo.

“Suara garis keras seluruhnya ke Prabowo ditambah sebagian kelas menengah perkotaan yang terbius propaganda ‘anti Islam’ yang ditujukan pada Jokowi,” paparnya.

Artinya, perjuangan melawan khilafah masih panjang, politisasi agama masih akan dipakai di beberapa pemilihan umum ke depan.

Jokowi, lanjutnya, sangat diuntungkan oleh tingkat partisipasi yang cukup tinggi dan kebangkitan kelas menengah yang diawali dengan deklarasi alumni perguruan tinggi di kota-kota besar.

BACA JUGA : Sempat Menghilang, Sandiaga Bakal Tampil Bersama Prabowo Sore Ini

Sementara itu, Prabowo tetap melakukan framing terhadap opini publik bahwa kubunya memenangkan Pemilu melalui hasil hitungan yang dilakukan oleh tim kampanyenya, bukan oleh lembaga resmi.

Bahkan, Prabowo telah melakukan deklarasi kemenangan dalam pilpres 2019 serta sujud syukur sebelum pengumuman resmi yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai lembaga resmi. (esy/jpnn)

Video Pilihan Redaksi:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Belum Ada Kepastian Sandi Bakal Hadiri Sujud Kemenangan di Rumah Prabowo


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler