jpnn.com, JAKARTA - Kepala suku dinas Kesehatan Jakarta Timur Indra Setiawan membantah wilayah Jakarta Timur menjadi rangking utama penderita gizi buruk.
Indra menjelaskan berdasarkan laporan EPPGBM Kemenkes Agustus 2020, jumlah keseluruhan balita gizi kurang di wilayah Jakarta Timur adalah 687 anak, dan gizi buruk berjumlah 172 anak.
Indra menjelaskan gizi buruk adalah keadaan balita yang ditandai dengan kondisi sangat kurus, disertai atau tidak edema pada kedua punggung kaki.
"Berat badan menurut panjang badan, atau berat badan, dibanding tinggi badan kurang dari 3 standar deviasi atau lingkar lengan atas kurang dari 11,5 sentimeter pada anak usia 6-59 bulan," kata Indra kepada wartawan, Selasa (15/2).
Menurut Indra, gizi buruk atau kwashiorkor disebabkan karena anak tidak memperoleh makanan dengan kandungan energi dan protein yang cukup.
"Pada tingkat kelurahan dan kecamatan, apabila terdapat kasus gizi buruk, maka petugas puskesmas akan melakukan skrining pengukuran status gizi, konsultasi gizi, pemberian susu atau makanan formula sesuai standar tatalaksana gizi buruk dan dilakukan pemantauan berkala," lanjutnya.
Dia menyebut terkait penanganan balita gizi kurang petugas puskesmas juga melakukan edukasi dengan cara konsultasi gizi serta pemberian makanan tambahan dan dilakukan pemantauan.
"Apabila pada balita yang mengalami masalah gizi maka akan dirujuk ke fasilitas kesehatan sesuai dengan diagnosa penyakit yang ditemukan," pungkas Indra.(mcr8/jpnn)
BACA JUGA: Cegah Stunting dan Gizi Buruk, YAICI Lanjutkan Edukasi Program G21H
Redaktur : Elvi Robia
Reporter : Kenny Kurnia Putra