Suka ke Sangkal Putung Saat Patah Tulang? Ini Bahayanya

Selasa, 02 Agustus 2016 – 05:06 WIB
Ilustrasi. FOTO : freepik.com

SURABAYA - Tidak semua kasus patah tulang bisa ditangani dengan metode pengobatan alternatif seperti pijat atau sangkal putung. Sebab, salah-salah, malah bisa terjadi komplikasi yang lebih parah.

Dokter spesialis ortopedi RSAL dr Ramelan dr Tanjung Sangkai SpOT mengungkapkan, selama ini ada saja pasien patah tulang yang datang ke rumah sakit dalam kondisi parah. Setelah dilakukan pengusutan, ternyata mereka lebih dulu berobat ke sangkal putung. ''Akhirnya, ada yang kena compartment syndrome,'' ujarnya kemarin (1/8).

Kasus compartment syndrome terjadi karena tulang yang luka dipijat-pijat pada pengobatan sangkal putung. Lalu, area yang dipijat malah bengkak. Gejala compartment syndrome, menurut Tanjung, memang berupa pembengkakan di bagian tubuh. Penyebabnya, pembuluh darah tertekan. Mirip tercekik.

Jika dibiarkan, jaringan menjadi nekrosis atau mati. Kalau dalam waktu lama masalah itu tidak ditangani, ujung-ujungnya adalah amputasi. Belum lagi, saat di sangkal putung, ada pemberian ramuan yang dampaknya belum diketahui. ''Bisa-bisa infeksi. Malah berbahaya karena ada risiko kerusakan saraf dan cedera pembuluh darah. Beberapa kali waktu saya buka sudah busuk,'' kata alumnus UGM tersebut.

Tanjung mengungkapkan, komplikasi lain yang bisa terjadi karena tindakan manipulasi sangkal putung adalah fat embolism. Yakni, masuknya lemak ke pembuluh darah yang terbuka. Butir lemak tersebut bisa menyebar ke jantung, otak, dan ginjal. ''Pada tahap ini, angka kematiannya tinggi,'' ungkap Tanjung.

Selama ini ada pasien yang berobat ke sangkal putung lantaran khawatir menghabiskan banyak biaya. Saat ini hal itu kurang beralasan. Terlebih, sekarang ada BPJS. Ada juga yang takut operasi.

Dokter yang mengambil spesialis di FK Unair itu menyatakan, tidak semua kasus patah tulang harus dioperasi. Ada yang cukup dengan menarik tulang lagi ke dalam. Simpel, antartulang yang patah disambungkan, lalu dipasang gips. Sebaiknya pasien juga diam dan tidak menggunakan tulangnya untuk bergerak berlebihan. Biasanya, saran itu diberikan untuk kasus patah tulang di tangan. Untuk di bagian tulang besar seperti fraktur terbuka pada tulang paha dan panggul, sebaiknya operasi tetap dilakukan. ''Kalau ngotot nggak mau operasi, tetap kami cari jalan lain. Misalnya, cukup direposisi,'' jelas Tanjung.

Menurut dia, ada kelebihan dan kekurangan tanpa operasi. Masa penyembuhan setelah penyambungan tulang tanpa operasi sekitar 10-12 minggu. Dengan operasi, pasien boleh pulang setelah dirawat dua sampai tiga hari. Makin cepat dibawa ke rumah sakit, penyembuhannya kian baik.

Pada tindakan operasi, tulang dibersihkan, lalu dikembalikan lagi ke lokasinya. Setelah itu, tulang baru disambung memakai pelat. Bila tulang telah saling menyambung, ada pelat yang dilepas. Ada juga yang dipasang permanen. Terutama bagi pasien berusia tua atau kondisi pembuluh darah kurang baik. (nir/c14/nda/pda)

BACA JUGA: Gaun dengan Angka Keramat Sambut Hari Kemerdekaan

BACA ARTIKEL LAINNYA... Waspadai Gangguan Irama Jantung Anda


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler