Suka Memborong Saat Lebaran? Simak Kiat Berikut Supaya tidak Boros

Senin, 25 Mei 2020 – 04:10 WIB
Suasana kawasan Jati Baru Raya, Tanah Abang, Jakarta, Senin (18/5). Menjelang Hari Raya Idul Fitri, warga berburu kebutuhan lebaran di masa PSBB. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - Kebiasaan untuk membeli sesuatu yang baru dalam jumlah yang banyak saat Lebaran sering dilakukan banyak orang. Hal ini tidak bisa lepas memang merupakan tradisi turun-temurun sejak lama.

Namun, segala sesuatu yang berlebihan memang tidak baik. Kebiasaan membeli barang secara kalap harus segara dipikirkan ulang pada saat Lebaran, apalagi pada saat pandemi virus corona seperti sekarang ini.

BACA JUGA: Ini 4 Penyebab Orang Suka Borong Baju atau Kue Menjelang Lebaran, Anda yang Mana?

Apakah Kebiasaan Memborong Itu Negatif?

Sayangnya, memborong atau membeli banyak barang secara kalap, merupakan kebiasaan negatif. Apalagi kalau Anda sampai rela berhutang demi ngeborong.

BACA JUGA: Maia Estianty: Tidak Ada Baju Lebaran Baru

"Kebiasaan sampai memborong itu negatif, sebenarnya mungkin baju tahun lalu masih bagus atau malah ada yang dibeli tapi tidak dipakai. Itu yang seperti ini negatif, artinya tidak mengontrol dirinya. Apakah ini memang dibutuhkan atau tidak," tutur Ikhsan.

"Terlebih kalau sampai rela utang atau rela kehabisan uang demi membeli itu semua. Jadi, cuma menuruti dorongan keinginannya saja," sambungnya.

BACA JUGA: Atta Halilintar Keluarkan Miliaran Rupiah untuk Gaji Pegawainya Setiap Bulan

Semua harus berdasarkan apa yang dibutuhkan, bukan apa yang diinginkan. Kalau semua ingin, timbul rasa ingin membeli semuanya.

Bagaimana Caranya Supaya Keinginan Memborong Berkurang?

Terkait hal itu, Ikhsan coba memberi pandangan pada kita semua. Mengendalikan keinginan memborong sebenarnya bisa dilakukan.

Anda bisa mulai dengan mendata apa yang lebih dulu dibutuhkan, selain beli baju dan kue. Misalnya, ada kebutuhan mendesak lainnya, seperti biaya masuk sekolah.

Memikirkan hal yang lebih penting biasanya ampuh membuat Anda tidak memborong banyak barang atau makanan. Walaupun, memang itu kembali pada pribadi masing-masing, ya.

"Pertama, coba dipikirkan kembali apa yang lebih dibutuhkan. Mungkin ada anak yang mau masuk sekolah. Nah, justru butuh uang lebih besar. Pertimbangkan perihal butuh atau tidaknya beli baju baru atau makanan yang banyak," kata Ikhsan.

Satu hal lagi, bahwa sifat memborong sebenarnya sudah diajarkan sejak kita masih anak-anak, dan orang tua perlu memerhatikan hal ini.

"Sebenarnya beli sesuatu yang baru sudah dimulai sejak dulu, anak-anak akhirnya tahu kalau lebaran punya baju baru. Sebisa mungkin dari kecil anak diajarkan bahwa Lebaran bukan baju barunya, tapi menyambut sukacitanya. Jadi, kalau memang tidak bisa beli, jangan dipaksakan untuk beli," pungkas Ikhsan.

Tradisi borong baju dan kue pada saat lebaran memang satu sisi tidak bisa disalahkan. Akan tetapi, dalam kondisi seperti ini sebaiknya berpikir apa yang menjadi kebutuhan.(OVI/AYU/klikdokter)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler