Suka Merusak Hutan dan Membungkam Aktivis, Negara ASEAN Ini Dicoret dari Daftar Penerima Bantuan Amerika

Kamis, 17 Juni 2021 – 17:41 WIB
100 Dolar. Foto: Brendan Smialowski/AFP

jpnn.com, PNOM PENH - Amerika Serikat mengakhiri program bantuan untuk Kamboja yang bertujuan melindungi salah satu suaka margasatwa terbesar di negara itu.

Memburuknya deforestasi dan pembungkaman aktivis yang berbicara tentang perusakan sumber daya alam jadi alasan Gedung Putih membuat keputusan tersebut.

BACA JUGA: Peradi Gelar Seminar, Hadirkan Praktisi Hukum dari Amerika Serikat

Kedutaan Besar Amerika Serikat di Phnom Penh pada Kamis (17/6) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah menginvestasikan lebih dari USD 100 juta untuk memerangi deforestasi.

Meskipun ada beberapa kemajuan, tingkat pembalakan liar yang tinggi terus berlanjut di Suaka Margasatwa Prey Lang.

BACA JUGA: Monkey Express: Kenyamanan Nostalgia di Balik Lezatnya Perpaduan Masakan Tiongkok-Amerika

Sejak 2016, Prey Lang telah kehilangan sekitar 38.000 hektare hutan. "Hampir sembilan persen dari cakupan hutannya," tulis pihak Kedubes AS dalam pernyatannya.

Keterangan pers tersebut juga memuat tuduhan bahwa pihak berwenang Kamboja tidak secara memadai menuntut kejahatan satwa liar atau menghentikan kegiatan terlarang.

BACA JUGA: Usai Bertemu Presiden Amerika, Petinggi Uni Eropa Sebut China Musuh Sistemik

"Selain itu, pemerintah terus membungkam dan menargetkan komunitas lokal dan mitra masyarakat sipil mereka yang prihatin atas hilangnya sumber daya alam mereka," kata pernyataan itu.

Pada Februari, pihak berwenang menahan dan kemudian membebaskan aktivis lingkungan yang memprotes di dalam area cagar alam.

"Sebagai akibat dari kekhawatiran yang belum terselesaikan ini, Amerika Serikat mengakhiri bantuan kepada entitas pemerintah Kamboja di bawah proyek USAID Greening Prey Lang," kata kedutaan besar AS, yang juga menyebutkan bahwa bantuan akan dialihkan untuk mendukung masyarakat sipil, sektor swasta, dan upaya pelestarian lokal.

Kedutaan besar AS mengatakan akan terus terlibat dengan pemerintah Kamboja untuk penanganan perubahan iklim dan masalah lingkungan yang menjadi perhatian bersama dan global, termasuk melalui Kemitraan Mekong-AS.

Pemerintah Kamboja membantah bahwa kegiatan pembalakan liar skala besar terus berlanjut di cagar alam dan mengatakan berakhirnya program bantuan AS menunjukkan negara itu sekarang mampu melindungi lingkungannya sendiri.

"Kementerian lingkungan ingin menekankan bahwa kejahatan eksploitasi sumber daya alam skala besar di Suaka Margasatwa Prey Lang dan kawasan lindung lainnya tidak lagi terjadi, tetapi kejahatan skala kecil terus terjadi," kata juru bicara kementerian lingkungan Kamboja Neth Pheaktra kepada Reuters. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler