Sukamdani Sahid Sudah Pesan Ingin Dimakamkan di Ponpes

Jumat, 22 Desember 2017 – 07:21 WIB
Sukamdani Sahid Gitosardjono meninggal dunia, Kamis (21/12/17). FOTO: FEDRIK TARIGAN/ JAWA POS

jpnn.com, JAKARTA - Sukamdani Sahid Gitosardjono meninggal dunia, Kamis (21/12). Mantan ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) itu mengembuskan napas terakhirnya pada pukul 9.15 WIB di rumah sakit (RS) Sahid Sahirman Memorial Hospital.

"Bapak memang sudah sejak Maret 2017 lalu dirawat di RS. Waktu kolaps pertama kali, beliau batuk sampai tersedak, tapi kemudian dari paru-parunya tidak bisa mengembuskan napas," ucap Hariyadi Budi Santoso Sukamdani, anak ke-4 Sahid, sesaat setelah salat jenazah di rumah duka di Jalan Imam Bonjol No. 50 Jakarta Pusat.

BACA JUGA: Jelang Nataru, ASN Harus Patuh pada Kepolisian di Daerah

Sahid meninggal dalam usia 89 tahun. Dia lahir di Solo pada 14 Maret 1928 silam. Sahid adalah mantan Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) pada tahun 1982, yang kemudian kembali terpilih pada 1985.

Bahkan dia juga sempat dipercaya menjadi Ketua Umum Kadin Asia Tenggara pada periode 1987-1988.

BACA JUGA: Edy Diprediksi Pensiun Dini dari Pangkostrad

Sahid juga dikenal sebagai mantan jurnalis ekonomi dan pendiri Grup Sahid yang kini sukses dengan bisnis hotelnya yang menggurita.

Prosesi pemakaman Sahid dilakukan secara militer. Hariyadi mengatakan, Sahid merupakan veteran 45 yang diberikan hak untuk disemayamkan di Taman Makan Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan.

BACA JUGA: Perangkat Desa Inginkan Penghasilan Setara PNS Golongan IIA

Sebelum menjadi pengusaha, Sahid sempat menjadi Pamongpraja dan sering membantu persediaan makanan dan pakaian untuk TNI pada masa revolusi kemerdekaan.

Meski memiliki hak untuk disemayamkan di Taman Makam Pahlawan, Sahid justru dimakamkan di Bogor.

Tepatnya, di Pondok Pesantren (Ponpes) Modern Sahid, Jalan Dasuki Bakri Kilometer 6, Kecamatan Pamijahan, Bogor.

"Bapak memang sebelumnya berpesan untuk diistirahatkan di ponpes. Karena, beliau sangat mencintai masjid. Beliau kalau menyumbang untuk masjid itu enggak lihat-lihat masjidnya di mana, kalau beliau ingin menyumbang, pasti menyumbang," tutur Hariyadi yang juga merupakan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) itu.

Pengiriman jenazah Sahid dari Jakarta ke Bogor kemarin sedianya dilakukan dengan helikopter melalui Bandara Halim Perdana Kusuma di Jakarta.

Namun karena hujan yang tak kunjung berhenti sehingga kurang mendukung untuk penerbangan helikopter, jenazah dikirimkan lewat jalur darat.

Ada lima bus yang disediakan oleh keluarga untuk mengantarkan para pelayat ke pemakaman di Bogor.

Sahid meninggalkan seorang istri, Juliah Sukamdani, beserta lima orang anak. Selain Hariyadi, anak-anak Sahid antara lain Nugroho Sukamdani, Sri Dimastuti Handayani, Wiryanti Sukamdani Hardjoprakoso dan Exacty Sukamdani Sryantoro.

Bagi Hariyadi, Sahid adalah sosok ayah yang sangat menyayangi keluarga, namun tetap disiplin. Semua anaknya selalu diajarkan untuk tidak pernah menyerah sampai usaha terakhir.

Selain itu, sebagai pengusaha, Hariyadi menilai ayahnya sebagai sosok yang memberi manfaat bagi sesama. "Beliau selalu berprinsip, urip iku nguripi. Tidak boleh egois," ujarnya.

Banyak tokoh besar hadir pada prosesi salat jenazah kemarin. Mantan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Miranda Goeltom dan Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Fauzi Ichsan kemarin tampak hadir melayat.

Beberapa menteri Kabinet Kerja seperti Menteri Agraria dan Tata Ruang atau Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Sofyan Djalil, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto juga sempat mendatangi rumah duka.

Mantan presiden RI ke-3 Bacharuddin Jusuf Habibie pun turut hadir. Sementara Dari kalangan pengusaha, tampak Bos Ciputra Grup, Ir Ciputra, Bos Indofood Franciscus Welirang serta Bos Lippo Grup Mochtar Riady yang sempat hadir sebelum prosesi pemakaman.

"Pak Sahid ber-pertner dengan saya selama lebih dari 30 tahun. Dia orang yang sangat bercita-cita untuk menciptakan banyak lapangan kerja di negara ini," ujar Ciputra.

Menurut taipan properti itu, Sahid adalah orang pertama yang dulu melihat Tiongkok sebagai calon negara besar.

Sahid pulalah yang pertama kali membangun hubungan bisnis antara Indonesia dengan Tiongkok, hingga Tiongkok menjadi mitra impor dan ekspor terbesar Indonesia saat ini.

Wakil Presiden Jusuf Kalla juga tampak datang ke rumah duka. Bagi JK, Sahid adalah pengusaha yang sukses di berbagai bidang.

Bukan hanya sebagai pengusaha nasional yang ternama, tapi juga sukses di bidang perhotelan dan pendidikan.

”Dan, pelopor Kadin (Kamar Dagang dan Industri). Sejak saya jadi pengusaha,” ujar JK di rumah duka.

Dia menuturkan sudah sangat lama kenal dan akrab dengan almarhum Sukamdani. Seingat JK sudah sekitar 40 tahun dia mengenal pria pendiri Grup Sahid itu.

”Ya kepeloporan itu dan ketekunan beliau, dia punya usaha,” ungkap JK saat ditanya nilai apa yang bisa diteladani dari sosok Sukamdani.

Ketua Tim Ahli Wapres Sofjan Wanandi juga punya kesan tersendiri pada mendiang. Saat Sukamdani memimpin Kadin, Sofjan pernah menjadi pengurus.

Dia menuturkan Sukamdani adalah sosok yang bisa merangkul semua pengusaha untuk membangun ekonomi Indonesia bersama-sama. Dia masih ingat betul mereka sampai mendirikan berbagai macam usaha.

”Untuk kepentingan pembangunan ini gimana kita pengusaha itu bisa memerankan peran lebih penting lah, pembangunan ekonomi itu nomor satu,” ujar Sofjan.

Peran strategis yang dilakukan Sukamdani, menurut Sofjan, adalah kemampuan dia yang bisa membuka hubungan dengan Tiongkok.

Kontribusi tentu cukup besar bagi kepentingan nasional. Apalagi dengan Grup Sahid milik dia yang berkembang sukses.

”Dia itu salah satu yang membuat kita bisa membuka hubungan dengan China,” ungkap Sofjan. (rin/jun)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengamalan Pancasila Cara Terbaik Wujudkan Kerukunan


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler