jpnn.com, LOMBOK TENGAH - Sukarelawan Ganjar-Mahfud Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar pelatihan pembuatan dedolet kepada para milenial dan emak-emak di Dusun Kekait Daye, Desa Kekait, Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat.
Kegiatan ini dilaksanakan untuk menebar kebermanfaatan secara nyata bagi masyarakat.
BACA JUGA: Kolonel Richard Beber Kronologi Oknum TNI Aniaya Pendukung Ganjar-Mahfud di Boyolali
Koordinator Wilayah Srikandi Ganjar NTB, Yuni Eka Fitri mengungkapkan dedolet merupakan diversifikasi olahan air nira murni dari pohon aren, yang kemudian direbus selama beberapa jam sehingga menghasilkan gula aren cair.
Pada kegiatan ini, sukarelawan Ganjar-Mahfud itu menggandeng Enha Manajemen –salah satu UMKM yang memproduksi produk-produk olahan lokal Lombok– untuk memberikan edukasi pengolahan dedolet.
BACA JUGA: TPN Ganjar-Mahfud Genjot Blusukan demi Sosialisasi KTP Sakti dan Jurus 3 Telur
Eka pun meyakini ada sederet manfaat dari pelatihan pembuatan dedolet ini.
"Kami membuat pelatihan biar orang-orang di sini tau fungsi dari air tuak itu ada bukan hanya jadi air tuak bisa jadi gula cair yaitu dedolet namanya jadi lebih ke menaikkan UMKM lebih naik kelas," ujar Eka dalam siaran persnya, Minggu (31/12).
BACA JUGA: Ganjar Luncurkan Program KTP Sakti, Yakin Bansos Lebih Efektif & Tepat Sasaran
Pertama, bahan baku tidak sulit didapat lantaran Desa Kekait dikenal sebagai Desa Agrowisata Aren, karena sebagian besar penduduknya menggantungkan hidup dari pohon aren.
Kedua, secara penjualan produk turunan dari air nira ini memiliki nilai lebih tinggi jika dibandingkan gula aren batok. Untuk dedolet ukuran 350 ML bisa dijual dengan harga Rp25-35 ribu per botol.
Waktu produksi dedolet juga lebih singkat yakni hanya sekitar lima jam jika dibandingkan gula aren batok delapan jam. Dedolet ini juga memiliki daya tahan yang cukup lama bahkan sampai satu tahun jika tidak terkena sinar matahari.
Dedolet mengandung lebih banyak nutrisi daripada gula putih yang sering dikonsumsi. Gula aren cair ini juga memiliki indeks glikemik yang lebih rendah daripada gula putih, sehingga dapat membantu menjaga gula darah tetap stabil.
"(Potensinya) sangat-sangat besar sebenarnya. Dedolet ini kan orang biasa taunya gula aren, yang disini kan gula aren yang cuman padat, tetapi sebenarnya gula cair ini lebih sehat sih daripada gula aren itu, kecil sekali tingkat gula nya biar orang walaupun mengonsumsi banyak tidak menimbulkan diabetes," kata Eka.
Nur Ismi (29) salah satu warga Desa Kekait mengaku tercerahkan setelah mengikuti kegiatan ini. Pelatihan pembuatan olahan air nira menjadi dedolet ini memotivasi dirinya untuk lebih kreatif dan inovatif memaksimalkan potensi lokal.
"Masih belum banyak (yang membuat dedolet) karena kan mereka baru tau, baru ada acara yang seperti ini. Kan kebanyakan orang-orang ini buat gula merah batang sama buat gula balok yang besar bahasa sini tuh cakep," kata Ismi. (cuy/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ganjar Perkenalkan Kartu Sakti di Depan Warga Boyolali, Sungguh Mind-Glowing
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan