Sukarelawan Uji Vaksin Kena Covid-19, Kok Bisa?

Jumat, 11 September 2020 – 00:49 WIB
Ilustrasi Vaksin Covid-19.Foto: Daily Sabah

jpnn.com, BANDUNG - Seorang sukarelawan uji calon vaksin Covid-19 Sinovac, dikabarkan positif terinfeksi Covid-19. Sukarelawan tersebut telah bepergian ke Semarang.

Ketua Tim Uji Vaksin Covid-19 Fakultas Kedokteran (FK) Unpad Kusnandi Rusmil menerangkan, secara kronologi, setelah mendapatkan suntikan (tidak diketahui vaksin atau plasebo) pertama pada kegiatan penelitian vaksin Corona, sukarelawan itu kemudian bepergian keluar kota.

BACA JUGA: Ridwan Kamil Merasakan Sesuatu Usai Disuntik Vaksin Covid-19, Lima Menit

Lalu, pada kunjungan suntikan kedua, sukarelawan secara klinis dinyatakan sehat dan diberikan suntikan kedua.

“Keesokan harinya, relawan menjalani program pemeriksaan swab nasofaring dari Dinkes karena ada riwayat keluar kota. Oleh petugas, dilakukan pengambilan bahan dari apus hidung dan kemudian dikirimkan ke laboratorium BSL2 (Dinas Kesehatan) dengan hasil positif,” jelas Kusnandi dalam keterangan tertulis seperti dilansir Radar Bandung, Kamis (10/9).

BACA JUGA: Ditegur Mendagri dan Gubernur Jabar, Bupati Cellica Jawab Begini

Selanjutnya, terhadap orang dengan hasil apus hidung positif dilakukan isolasi mandiri dan terdapat program pemantauan secara ketat setiap harinya.

Selama sembilan hari, pemantauan kondisi sukarelawan dinyatakan dalam keadaan baik.

BACA JUGA: Kasus Ini jadi Pelajaran Buat Orang Tua yang Punya Anak Perempuan

“Hasil pemeriksaan apus hidung positif bukan berasal dari tim penelitian tapi hasil dari program pemeriksaan swab nasofaring oleh pemerintah dan perlu dilanjutkan dengan pengawasan ketat. Selama sembilan hari pengawasan kondisi yang bersangkutan dalam keadaan baik,” katanya.

Manajer Lapangan Uji Klinis Vaksin Covid-19 FK Unpad Eddy Fadlyana menegaskan, kendati terkonfirmasi positif, sukarelawan yang bersangkutan tak dibatalkan kesertaannya dalam uji vaksin tersebut.

Eddy menilai, kondisi ini tak akan mengganggu rangkain uji vaksin bagi yang bersangkutan. “Tidak mengganggu,” kata Eddy saat dihubungi.

Sementara saat disinggung kondisi kesehatan sukarelawan lainnya, Eddy belum memberikan keterangan. Eddy pun tak menyampaikan data jumlah sukarelawan yang telah menjalani suntik vaksin.

Dalam uji klinis ini terdapat dua kelompok sukarelawan. Sebagian ada yang disuntik dengan plasebo dan sebagian lain mendapat vaksin.

Uji klinis ini dilakukan dengan prinsip observer blind (tersamar), sehingga tidak diketahui mana yang dapat plasebo dan mana yang mendapat vaksin.

Untuk itu, semua sukarelawan tetap diimbau wajib menerapkan protokol pencegahan yang sudah dianjurkan pemerintah.

Adapun bagi relawan yang mendapat vaksin, kekebalan diharapkan paling cepat dua minggu pascasuntikan kedua.

Setelahnya, sukarelawan uji klinik masih akan dipantau kesehatannya selama enam bulan pascasuntikan terakhir. (muh/radarbandung)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler