Sukses Berantas Kemiskinan di Tibet, Xi Jinping: Kebahagiaan Adalah Hak Asasi Utama

Rabu, 24 Mei 2023 – 15:01 WIB
Presiden Tiongkok Xi Jinping. Foto: Reuters

jpnn.com, BEIJING - Presiden China Xi Jinping membanggakan keberhasilan program pengentasan kemiskinan di Daerah Otonomi Tibet.

"Sejak Kongres Nasional ke-18 Partai Komunis China pada 2012, warga Tibet dibantu oleh pemerintah pusat telah mengatasi persoalan kemiskinan yang ekstrem," kata Xi dalam sambutan tertulisnya pada Forum Pembangunan Tibet di Beijing, Selasa (23/5).

BACA JUGA: Jokowi, Xi Jinping, dan Muhyiddin

Forum tersebut dihadiri sekitar 150 orang, sebanyak 35 di antaranya diplomat, jurnalis, dan akademisi asing yang sebelumnya melakukan kunjungan ke Tibet pada 16-22 Mei 2023.

Menurut Xi, masyarakat Tibet telah mencapai kesejahteraan sosial di semua aspek kehidupan seperti daerah-daerah lain di negaranya.

BACA JUGA: Xi Jinping Instruksikan Militer China Genjot Transformasi dan Kesiapan Tempur

Ia mengutarakan harapannya agar masyarakat Tibet bisa menerapkan filosofi pembangunan baru di semua lini, mendukung program pembangunan berkualitas tinggi, dan berusaha membangun sosialisme baru yang makmur, harmonis, dan indah.

"Dengan didukung oleh persatuan, peradaban, dan modernisasi, rakyat Tibet dapat menikmati kehidupan yang lebih baik," kata Xi yang sudah 11 tahun menjadi pemimpin tertinggi partai berkuasa di China itu.

BACA JUGA: Anwar Ibrahim Kagumi Kesuksesan Xi Jinping Membebaskan 800 Juta Warga dari Kemiskinan

"Kebahagiaan rakyat adalah hak asasi manusia yang utama, sedangkan pembangunan menjadi kunci utama dalam memberikan kehidupan yang lebih baik bagi rakyat," kata Xi.

Menurut dia, masyarakat Tibet telah mendapatkan fasilitas pendidikan gratis selama 15 tahun di daerah yang mayoritas penduduknya beragama Buddha itu.

Produk Domestik Bruto per kapita Tibet telah mencapai 58.438 yuan (Rp 123,2 juta) pada 2022 atau meningkat 110 kali lipat dari masa pembebasan damai 72 tahun lalu.

Harapan hidup rakyat Tibet meningkat dua kali lipat dari 35,5 tahun pada tahun 1959 saat reformasi demokrasi terjadi menjadi 72,19 tahun pada saat ini. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler