JAKARTA- Pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak 2015 menjadi panggung tersendiri bagi Jaringan Suara Indonesia (JSI). Dari 12 pasangan yang didampingi dan dikonsultani pada pilkada kemarin, sembilan berhasil keluar sebagai pemenang.
Wakil Direktur Eksekutif JSI, Popon Lingga Geni mengatakan, kemenangan yang diraih klien-klien yang didampingi lembaganya itu tidak lepas dari kemampuan mereka menjalankan rekomendasi yang diberikan secara maksimal. Begitupun tim dan relawan yang bergerak langsung meyakinkan masyarakat.
"Kandidat juga harus bisa mendapat simpati publik secara luas dengan berbagai macam program. Begitu pun harus mampu memanfaatkan ruang sosialisasi lebih intens, maupun mampu menjalankan rekomendasi-rekomendasi berdasar riset," kata Popon dalam keterangan persnya, Selasa (22/12).
Klien yang berhasil menjadi peraih suara terbanyak antara lain Adnan Purichta Ichsan-Abd Rauf Kr Kio di Gowa, Andi Idris Syukur-Suardi Saleh di Barru, Indah Putri Indriani-Thahar Rum (Luwu Utara), serta Andi Sukri Sappewali-Tomy Satria (Bulukumba).
Di samping itu, JSI yang bermarkas di Jakarta itu, juga menunjukkan tajinya dengan mengantarkan pasangan terpilih di Lampung Selatan Zainudin Hasan- Nanang, Kolaka Timur, maupun di Muna (Sulawesi Tenggara). Begitu juga Rosjonsyah di Lebong (Bengkulu), serta pasangan terpilih di Mamuju (Sulawesi Barat).
Sementara tiga kandidat yang gagal dibawa meraih kemenangan adalah Abd Rahman Assegaf-Kamrussamad (Pangkep), Yusran Amirullah-Sudarsono (Lampung Timur), serta Asnawi Syukur - A Rustam Tamburaka di Konawe Selatan.
Khusus Rahman-Kamru, serta Yusran-Sudarsono, sebelum pencoblosan, hasil surveinya berada di posisi pertama. Hanya saja, keunggulan duet itu tidak bisa dipertahankan akibat dugaan massifnya politik uang yang dilakukan kubu rivalnya. Meski demikian, selisih dari peraih suara terbanyak, angkanya tergolong tipis.
Selain melakukan pendampingan pemenangan, JSI juga sempat melakukan survei di sejumlah wilayah yang menggelar pilkada serentak. Diantaranya di Musi Rawas, Musi Rawas Utara, Ogan Ilir, Siak (Riau), Pesisir Barat (Lampung), Soppeng, Luwu Timur, Tana Toraja, Majene, Mamuju Tengah, Mamuju Utara, Palu, Buton Utara, Konawe Kepulauan, Tangerang Selatan, Serang, serta Pilgub Kalimantan Selatan.
Terkait hasil pilkada serentak dengan beragam peraturan baru, JSI punya analis tersendiri. Misalnya, masa kampanye sekitar tiga bulan, dan terbatasnya kesempatan kontestan melakukan pemasangan atau sosialisasi lewat atribut peraga di ruang publik setelah masa kampanye dimulai.
"Aturan ini tentu saja membuat kandidat-kandiat yang belum dikenal atau belum mencapai elektabilitas maksimal seharusnya melakukan sosialisasi dan pergerakan secara massif dan sistematis sebelum dimulainya kampanye secara resmi," urai Popon yang tak lain mantan Direktur Pemenangan JSI.
Direktur Pemenangan dan Operasional JSI, Irfan Jaya menambahkan, pilkada serentak kali ini menjadi pelajaran tersendiri untuk terus melakukan kajian dan evaluasi tentang kerja-kerja pemenangan yang efektif dan efisien, termasuk soal antisipasi serangan fajar.
"Tentu saja banyak tuntutan untuk mengevaluasi dan menyesuaikan konsep pendampingan dengan regulasi di pilkada serentak. JSI akan terus berbenah soal itu, termasuk sumber daya manusia," pungkas Irfan Jaya. (dil/jpnn)
BACA JUGA: Terlalu Kecil...Cuma 46 Perempuan dari Total 528 Kepala Daerah Terpilih
BACA ARTIKEL LAINNYA... Putusan MK Perhatikan Penyelesaian Sengketa di Bawaslu
Redaktur : Tim Redaksi