Sukses Kampanye Kelaparan

Kamis, 27 Agustus 2009 – 08:03 WIB
 Putra-putri terbaik Indonesia berhasil menjuarai beberapa lomba science tingkat internasionalKali ini enam siswa menjuarai Global Enterprise Challenge (GEC) 2009 yang dilombakan di Glasgow, Skotlandia

BACA JUGA: Kampanye Stop Kelaparan Melalui Produk Piring

Ini prestasi pertama yang diraih negara Asia.

 
 TITIK ANDRIYANI, Jakarta

 
SENYUM lebar menghiasi wajah Wismaya Adi Purnama dan lima temannya ketika menerima medali dari Surya Institute dan United in Diversity di Palalada Restaurant, Alun-Alun Indonesia, West Mall Grand Indonesia, Rabu (26/8)
Siswa SMA Taruna Nusantara, Magelang, dan kawan-kawannya itu berhasil menjuarai Global Enterprise Challenge (GEC) 2009

BACA JUGA: Pulau Pribadi pun Dijual untuk Wisata

Selain Wismaya,  tim juara tersebut terdiri atas Lita Gunawan (SMAK Yahya  Bandung), Rizki Satrio Nugroho (SMA Madania PIS Bogor), Evelyn Antoinette (Bina Bangsa School Jakarta), Asyraf Firas Abdurrasyid (SMAN 1 Bandung),  dan Christa Yona Twedrian (SMA Regina Pacis Bogor).

Surya Institute yang diketuai Prof Yohanes Surya PhD dan United in Diversity yang didirikan MIT Sloan School of Management, Universitas Indonesia, adalah pembimbing enam siswa tersebut
Mereka ingin memberikan penghargaan sendiri ketika  piala dari GEC Skotlandia belum tiba

BACA JUGA: Pulau Pribadi pun Dijual untuk Wisata

Rencananya, piala tersebut akan diserahkan oleh Gordon McVie (GEC Creator & Convener) kepada tim GEC IndonesiaUntuk mengikuti lomba yang diselenggarakan pada 22-23 Juli tersebut, tim Indonesia memang tidak perlu datang ke GlasgowTapi, cukup mengirim karya atau proposal.
 
GEC adalah lomba inovasi dan entrepreneurial kelompok remaja berusia 16-19 tahunKeikutsertaan tim Indonesia tahun ini merupakan partisipasi keduaTahun lalu juga ikut, namun belum beruntungTim Merah Putih hanya menduduki peringkat ke enam dunia.
 
Sebelumnya, enam siswa tersebut mengikuti seleksi tingkat nasional di Jakarta pada 29?31 Mei lalu melalui ASEAN Science Entrepreneur Challenge (ASEC)Menurut Wismaya, ada 48 peserta dari 18 SMA dan perguruan tinggi di Indonesia yang mengikuti even tersebutTim juri membagi peserta menjadi delapan kelompok secara acakSatu kelompok terdiri atas enam siswa dengan latar sekolah berbeda, jurusan berbeda, dan gender berbedaTim juri ingin membuktikan bahwa perbedaan latar belakang tidak menjadi sandungan untuk bekerja samaDari seleksi itu, Wismaya dan kawan-kawan tampil sebagai pemenangMereka berhak mengirimkan  karyanya untuk mewakili Indonesia ke ajang internasional di Glasgow, Skotlandia
 
Tidak kurang dari 15 negara yang bersaing di GlasgowMereka harus menjawab tantangan (challenge) persoalan yang diberikan NASA (National Aeronautics and Space Administration), salah satu panitia, yang dirilis melalui internetTantangan itu adalah merancang prototipe dan rencana bisnis produk yang bisa dipasarkan secara komersial"Semua konsep, rancangan prototipe,  rencana bisnis, dan rekaman presentasi itu harus disajikan dalam waktu tiga menit," papar WismayaPeserta hanya diberi waktu 24 jam untuk membuat rencana bisnis tersebut.
 
Temanya tentang kelaparanPanitia menunjukkan, setiap hari satu miliar orang di dunia kelaparanDi lain pihak, rumah tangga di negara-negara G-20 membuang jutaan ton makanan sisa senilai miliaran dolarPeserta GEC 2009 ditantang untuk merancang model berupa produk atau jasa inovatif yang bisa mengurangi makanan terbuang (reduce food waste).
 
Tim Indonesia sepakat membuat rencana bisnis dengan kampanye stop kelaparan"Apalagi tiap lima detik satu orang meninggal karena kelaparan," kata Rizky Satrio Nugroho, anggota timBentuk kampanyenya adalah tulisan tentang kelaparan yang ditempelkan pada piring berbahan porselenBisnis yang dirancang dalam kampanye ini adalah memproduksi piring-piring tersebut sebagai media kampanye"Kenapa piring" Piring dipakai semua orang sehingga mudah untuk melihat pesan yang ingin kami sampaikan," ujar Asyraf Firas Abdurrasyid, pencetus ide tersebut
 
Mereka berencana memproduksi 1.000 hingga 5.000 piringAsumsinya, produksi 1.000 piring bakal membutuhkan modal Rp 22 juta,  sementara untuk 5.000 piring hanya Rp 67,5 juta"Jauh lebih murah jika kita memproduksi dalam jumlah besarNamun, mana yang akan kami pilih bergantung investor yang tertarik dengan konsep yang kami tawarkan," kata Christa Yona TwedrianNanti, lanjut dia, sepuluh persen dari hasil penjualan piring itu akan disumbangkan untuk berbagai kegiatan sosial
 
GEC punya central mission control (CMC) yang tersebar di berbagai negaraTim Indonesia dan Singapura bergabung di CMC di Hotel Atlet Century, Senayan,  JakartaDi situlah tim Indonesia dan Singapura melakukan presentasi

Tim juri GEC 2009 adalah George Abbey, senior fellow Baker Institute for Public Policy Rice University, bersama rekannya, Derek Blackwood, presiden  Americas the Wood Group
 
Nilai inovasi dan kreativitas Wismaya dkk berhasil meraup angka 29, dengan rentang nilai 21-35Nilai costing 28 dengan rentang nilai 19-30, nilai market research and marketing 28, dan communication mendapat skor 30 dengan rentang nilai 20-33Total skor tim Indonesia 115 poinDengan perolehan nilai itu, Indonesia berhasil menghadang laju juara bertahan Selandia Baru
 
Tim Merah Putih juga mengalahkan Amerika, Jerman, Australia, Skotlandia, dan JepangIndonesia menjadi negara Asia pertama yang mampu menyabet juara sejak GEC diluncurkan pada 2002Saat menerima penghargaan kemarin, enam siswa itu kembali mempresentasikan rencana bisnisnya di hadapan undangan yang sebagian besar investor
 
Presiden Direktur PT Gajah Tunggal Tbk menyatakan tertarik berinvestasi ke  produk yang dipamerkan para siswa tersebutDia juga memberikan ucapan selamat kepada merekaRizky merasa bangga atas keberhasilan timnyaApalagi persiapan mereka amat singkat"Hanya satu hari," seru mereka hampir serentak"Sempat buntu juga sihUntung, Firas punya ide mengampanyekan kelaparan lewat piring," lanjut Rizky.
 
Meski semula tidak saling kenal, mereka berenam langsung cepat akrabApalagi mereka hanya diberi waktu 24 jam untuk mengirim konsep dan rencana bisnis kepada panitiaYang membanggakan, mereka bakal mendapat beasiswa serta bebas memilih jurusan dan masuk Universitas Indonesia tanpa tes"Kami senang sekali karena bisa menang lomba internasional mengalahkan negara-negara besar," ucap Lita Gunawan(*/cfu)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ada Satu Pulau Disulap Jadi Pusat Spa


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler