jpnn.com, BANJARMASIN - Perjalanan Muhammad Hadziq Averroes bisa menulis novel di usia dini tidak instan.
Bocah SD berusia 11 tahun yang tinggal di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, itu rupanya menyelami dunia membaca dan menulis sejak usia dini.
BACA JUGA: Muhammad Hadziq, Bocah Banjar Usia 11 Tahun Itu Sudah Menulis Novel
Ayah Hadziq, Muhammad Adi Ram, mengatakan kerap membacakan buku kepada anaknya menjelang tidur.
Buku-buku yang dibacakan biasanya berkaitan dengan tema-tema perjuangan umat Islam. Misalnya, cerita tentang Shalahuddin Al Ayubi, Muhammad Al Fatih, dan Khalid bin Walid.
BACA JUGA: Jakpro Kembali Mengecor Pagar Tribune JIS yang Ambruk
Sampai pada usia enam tahun, Hadziq baru bisa membaca sendiri.
"Awalnya, kami belikan buku yang tipis-tipis. Bisa komik, bisa juga novel yang tipis. Dari situ, Hadziq makin tertarik dengan buku," ungkap Adi.
BACA JUGA: Ini yang Dilakukan Lewandowski di Markas Bayern Munchen
Cerita awal Hadziq mengasah kemampuan menulis diawali saat dirinya mulai lahap membaca setiap buku.
Momen puncaknya ketika Hadziq sering mengisahkan orang tuanya isi dari setiap buku yang dibaca.
"Hadziq apabila sudah membaca buku pasti menceritakan ulang ke kami. Kami enggak boleh ngomong sebelum cerita dia selesai. Jadi kepikiran, bagaimana kalau yang Hadziq baca dituangkan dalam tulisan," ujarnya.
Sampai akhirnya, di usia delapan tahun, Hadziq mulai tertarik menulis novel yang kini terbit dengan judul Play Armada.
Novel itu akhirnya rampung saat Hadziq berusia 11 tahun. Karya perdana dari seorang bocah SD itu dikenalkan awal Juli 2022.
Di tengah promosi novel Play Armada, Hadziq juga tidak berhenti menulis karya-karya teranyar.
Saat ini, dia menggarap novel kedua berjudul Shadow Battle yang juga bertema peperangan. (mcr37/jpnn)
Redaktur : Tarmizi Hamdi
Reporter : Donny