Sukseskan UN 2019, Dinas Pendidikan Gelar Rakor

Sabtu, 16 Maret 2019 – 10:05 WIB
Kepala LPMP NTT Muhammad Irwan (kanan) saat menyampaikan materi di Kupang, Kamis (14/3). Foto: Intho Herison Tihu/Timor Ekspress/JPNN.com

jpnn.com, KUPANG - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) telah menyatakan tekad untuk memajukan mutu pendidikan agar mampu bersaing dengan provinsi lain di Indonesia. Salah satunya melalui Ujian Nasional (UN) tahun 2019.

Upaya peningkatan mutu ini pun tengah dilakukan dengan menghadirkan para Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan Koordinator Pengawas UN kabupaten/kota se-NTT. Mereka dikumpulkan dalam rapat koordinasi pelaksanaan Ujian Nasional tahun pelajaran 2018/2019 tingkat Provinsi NTT.

BACA JUGA: Ingat! Penarikan Guru PNS di Daerah Ini Bisa Picu Polemik Baru

Timor Ekspress (Jawa Pos Group), kemarin melaporkan, kegiatan berlangsung selama tiga hari terhitung tanggal 13-15 Maret 2019 digelar di Hotel Pelanggi, Jalan Feteran, Fatululu, Kota Kupang.

Kegiatan dibuka Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT, Benyamin Lola dengan menghadirkan Kepala Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) NTT, Muhammad Irwan. Keduanya diberikan kesempatan untuk menyampaikan materi terkait upaya peningkatan mutu pedidikan serta menyukseskan UN 2019.

BACA JUGA: Disiapkan Soal UN 2019 Khusus untuk Siswa Terdampak Bencana

Benyamin Lola mengajak seluruh peserta rakor untuk mengawasi dan menyukseskan ujian kali ini. Karena penentuan mutu pendidikan saat ini ditentukan dari hasil UN.

“Bagaimana kita membangun pendidikan yang berkualitas. Kita siap menyukseskan UN 2019. Ujian sangat penting untuk mengukur capaian pembelajaran dan penjamin mutu pendidikan melalui pemberian tes,” kata Benyamin Lola.

BACA JUGA: Informasi seputar USBN, UN 2019, dan Jadwal Pelaksanaan

Mantan Kepala Biro Organisasi Setda NTT itu menjelaskan, ujian nasional sangat penting untuk mempertanggungjawabkan penyelenggaraan pendidikan. Sekaligus mengukur mutu pendidikan secara nasional. “Hasil UN untuk pemetaan dan seleksi masuk jenjang pendidikan lebih tinggi,” katanya.

Benyamin menyebutkan, dari tahun ke tahun sekolah selalu menyelenggarakan UN. Dari penyelenggaraan itu, ada cerita sukses. UN jauh dari isu kebocoran soal, indeks integritas kejujuran yang baik, distribusi logistik UN juga sangat baik. Akan tetapi ada juga kekurangan seperti kekurangan amplop dan naskah, tertukarnya naskah, dan kekeliruan pengawas.

Menurut Benyamin, Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) kali ini diharapkan bisa meminimalisasi kesalahan-kesalahan itu. Sehingga penyelenggaraan pada tahun berikut tidak terulang kembali.

Dia tambahkan, untuk sementara ini dari hasil pantauan pihaknya, penyelenggaraan USBN yang tengah berlangsung baik untuk tingkat SMA maupun SMK berjalan aman dan tertib.

“Kita berharap UN dapat berjalan sesuai rencana dan harapan. Agar UN tertib dan aman, penting dilaksanankan rakor, sehingga kita mampu menyamakan persepsi tentang UN,” tuturnya.

Dari mekanisme UN tahun ini, yakni UNBK dan UNKP maka indeks kejujuran dan kenyamanan saat ujian tetap jadi komitmen bersama. “Pastikan UN di semua tingkat satuan pendidikan berjalan tertib, pengawas harus teliti,” tandasnya.

Sementara Kepala LPMP NTT, Muhammad Irwan saat memaparkan materinya terkait strategi peningkatan mutu pendidikan di NTT, Kamis (14/3) mengatakan proses UN kali ini tidak berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Yang menjadi pembeda adalah pemetaan mutu pendidikan. Karena mutu pendidikan akan ditentukan dari pencapaian UN.

Dia menambahkan, penentuan kelulusan saat ini memang ditentukan oleh USBN atau pihak sekolah. Namun kepada peserta ujian, dia tegaska, UN juga penting karena pemetaan mutu ini sangat penting dalam menentukan nasipnya ke depan.

“Kita tidak menganggap bahwa USBN saja penting. Sedangkan UN tidak. Itu pemikiran yang keliru. Untuk itu siswa harus merasa bahwa semua proses ujian ini penting,” tegasnya.

Kelulusan ini juga dibagi per kategori, karena dua tahun terakhir ini tidak ada lagi penilaian per mata pelajaran. Dibagi perkategori, sehingga NTT masuk dalam kategori D setiap mata pelajaran, maka untuk tahun ini juga diharapkan mengalami perubahan ke kategori C bahkan B.

“Sehingga nilai dari peserta ujian perlu didorong. Karena akan menentukan nasip siswa dari jenjang pendidikan SMP ke SMA, SMA/SMK ke Perguruan Tinggi serta SMA/SMK ke dunia kerja. USBN menentukan kelulusan UN, menentukan mutu maka anak-anak jangan mengabaikan salah satu,” katanya.

Kepala LMPM yang adalah salah satu unit pelaksana teknis dari kementerian yang berada di daerah menegaskan, salah satu indikator keberhasilan pendidikan sampai sekarang ini di Indonesian hanya satu, yakni UN.

“Sehingga saya mengimbau kita semua untuk mengawal dan menyukseskan kegiatan UN sebagai batu loncatan untuk meningkatkan mutu pendidikan di NTT,” tutupnya.(JPG/mg29/cel)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ayo, Genjot Latihan Kerjakan Soal HOTS UN 2019


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler