”Siswa sekarang ini mulai bosan belajar dengan IT, justru mereka akan sangat tertarik belajar dengan media dari barang bekas,” ungkap dosen Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Dr Suyatno M.Pd, Rabu (24/10).
Ia menegaskan media pembelajaran dibuat untuk menyederhanakan materi pembelajaran, mendekatkan dengan siswa dan mengongkritkan imaginasi dari guru. Dan media juga bisa menjadi jembatan sebelum siswa SMK khususnya akan melakukan praktik. Sementara di sisi lain, murid mulai rindu dengan media kreatif dan bukan hanya melulu power point saja.
Menggali ide kreatif untuk membuat sebuah media pembelajaran menurutnya sangat mudah jika media yang dibuat berorientasi pada tujuan, kondisi murid apakah pandai atau rata-rata. ”Semakin sering media dibuat maka guru pun akan semakin kreatif,” tegasnya.
Sementara itu Kepala SMK PIM, Dian Purnamawati menuturkan workshop ini awalnya akan digelar untuk internal guru PIM saja. Namun karena mayoritas problem kesulitan membuat media ini tak hanya dialami guru di PIM, maka digelar workshop yang melibatkan guru se Malang raya.
”Dalam workshop ini yang diutamakan adalah lebih banyak praktikum, sehingga masing-masing guru membuat satu media sesuai dengan bidang studinya,” ujarnya.
Workshop akan dilanjutkan hari ini dengan menghadirkan pemateri dari Pengawas Pendidikan Kota Malang, Ami Darmawan. Di hari kedua workshop juga digelar asessment penilaian mulai dari perencanaan hingga pelaksanaannya. (oci/sir)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kuota Lulusan dari Papua dan Papua Barat Masuk PTN Ditambah
Redaktur : Tim Redaksi