Sultan Hamengku Buwono X pun Sampai Keluarkan Peringatan

Jumat, 11 Desember 2020 – 09:50 WIB
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X. FOTO: ANTARA/HO/Humas Pemda DIY

jpnn.com, YOGYAKARTA - Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono (HB) X memberi peringatan buat masyarakatnya terkait kasus Covid-19 yang kian tinggi beberapa hari terakhir.

HB X mengatakan penularan Covid-19 tak lagi menjadi klaster besar, tetapi makin merata.

BACA JUGA: Sultan Hamengku Buwono X Minta Maaf, Kalau Memang Tidak Pas Bakal Diubah

Ini karena sebaran penularan Covid-19 lebih cenderung ke keluarga dan tetangga.

Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat ini menilai penularan makin dekat. Terlebih kontak antara keluarga dan tetangga lebih intens.

BACA JUGA: Satgas Covid-19 Nilai Protokol Kesehatan dan Vaksinasi Harus Saling Melengkapi

Hal itu dipicu lantaran tidak optimalnya penerapan protokol kesehatan (prokes).

“Sekarang itu penularan (sudah) antartetangga, jadi hati-hati, karena saya lihat dalam report setiap hari ini tertulari karena (kasus) nomor sekian. Nomor sekian menulari nomor sekian, saat dirunut ternyata kecenderungan itu tetangga sudah bisa kena,” ujarnya, seperti dikutip dari Radar Jogja, Kamis (10/12).

BACA JUGA: Satgas Covid-19: Tingkat Kepatuhan Masyarakat Terhadap Protokol 3M Tinggi

HB X meminta masyarakat berperan aktif. Baginya masyarakat juga menjadi bagian dalam meminimalisir sebaran kasus.

Tak sekadar menunggu ketegasan dari gugus tugas penanganan Covid-19.

Walau begitu, pihaknya bertindak tegas. HB X mencontohkan pembubaran acara Festival Vespa beberapa waktu lalu. Bertempat di sebuah mal di Kota Yogyakarta, acara itu menimbulkan kerumunan.

“Sekarang ini kan vaksin belum dibagikan, obatnya juga belum ada. Jadi ya kuncinya itu, jaga jarak, cuci tangan, pakai masker dan tidak berkerumun. Kalau ada kerumunan kayak acara vespa kemarin, ya saya suruh bubarkan,” katanya.

Sebaran kasus dalam lingkungan keluarga bukanlah isapan jempol. Kajian sudah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Sleman berupa perunutan detail kasus.

Termasuk di dalamnya penularan kontak erat setiap pasien.

Penerapan isolasi mandiri turut berkorelasi. Lemahnya tindakan dan pengawasan medis membuat tindakan isolasi mandiri menjadi tak optimal. Bukannya surut, pasien justru berpotensi menularkan Covid-19 ke kontak interaksinya.

“Tidak ada klaster besar, tetapi sudah cenderung ke keluarga dan tetangga. Ada beberapa isolasi mandiri yang tidak optimal, terutama pengawasannya,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Sleman Joko Hastaryo. (dwi/sky)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler