Sultan Hamid II Berandil Besar Terhadap Lambang Negara

Kamis, 01 Maret 2012 – 05:03 WIB

JAKARTA - Anak bangsa dari Kalimatan Barat (Kalbar) yang menjadi Menteri Negara, ZPSultan Hamid II memiliki peran besar dengan menciptakan lambang negara yang hingga kini digunakan. Rabu (29/2), digelar diskusi buku tentang Sejarah Lambang Negara, Makna Simbolis dan Tata Cara Penggunaaan di Kementerian Sekretariat Negara. Sambutan langsung dilakukan oleh Sekretaris Kementrian Sekretariat Negara Lambock V Mahaltand SH.

Dalam diskusi itu juga dilakukan pemaparan makalah oleh Prof Dr Dadan Wildan Mhum, Ketua Tim penyusunan buku Garuda Lambang Negara RI Proses Penciptaan, Simbolisasi Makna, serta Penggunaan Lambang Negara. Juga dilakukan pemaparan tentang sejarah hukum Lambang Negara RI oleh peneliti Turiman Fachturahman Nur,SH, MHum dan ketiga oleh peneliti tentang Sejarah Hukum Peristiwa Sultan Hamid II,  Anshari Dimayati SH MH dengan judul makalah Sultan Hamid II Antara Pergulatan Politik, Hukum dan Keadilan.

Diskusi ini dimoderatori oleh DR Rikio Ananda Anwar SH. Pada diskusi ini dihadiri juga  oleh kerabat Istana kadriah Pontianak, yang dalam hal ini diwakili oleh Yayasan Sultan Hamid II Jakarta yang dipimpin oleh Max Yusuf Alkadrie. Akademisi dari Kalbar juga hadir dalam kesempatan itu, antara lain, dari fakultas Hukum Untan oleh dekan Prof Dr Garudawiko, SH, Msi dan Dr Firdaus SH, MSi yg juga saksi sejarah dalam perumusan amandemen kedua UUD Negara RI 1945 ketika seminar nasional sejarah hukum perancangan lambang negara di Kalbar tahun  2000 dan menjadi rumusan pasal 36 A.

"Diskusi ini bertujuan untuk meluruskan sejarah penciptaan Lambang Negara oleh Sultan Hamid II oleh negara dalam hal ini diwakili oleh Setneg dengan penerbitan buku oleh setneg," kata Turiman Faturahman Nur. Selain itu, tambah Turiman, juga  merupakan salah satu agenda perjuangan masyarakat Kalbar tehadap andil anak bangsa Sultan Hamid II. Oleh karenanya, diskusi ini  mengambil tempat di kantor Setneg RI.

Bagi peneliti tesis Turiman Fachturahman Nur, ini merupakan perjuangan akademis sejak tahun 2000 untuk mewujudkan wasiat Sultan Hamid II. "Semoga beliau tenang di alam baqa dan mengharumkan provinsi Kalimantan Barat, bahwa anak bangsa dari kalbar Menteri Negara ZP Sultan Hamid II memiliki andil besar terhadap bangsa ini," katanya.

Ia menjelaskan, hanya bangsa yang  besar yang tak melupakan sejarah bangsanya. "Dan suatu bangsa akan hancur manakala melupakan sejarah keberadaannya, salah satu simbol kenegaraan Rajawali Garuda Pancasila, 12 tahun baru direspon," ujar Turiman.

Dalam kesempatan itu juga Ketua Yayasan Sultan Hamid II, H. Max Jusuf Alkadrie memerlihatkan design asli Lambang Negara oleh Sultan Hamid II. Max mengatakan, sejarah bangsa harus dihargai. Putra Kalbar juga dapat mengharumkan nama bangsa, salah satunya adalah Sultan Hamid II. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bela Bupati, Ulama-Dewan Bersitegang Soal Interpelasi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler