Sultan Najamuddin Minta Kemenkes Melakukan Respons Nasional

Tingkat Kematian Akibat Covid-19 Menuju Rekor Tertinggi

Minggu, 04 April 2021 – 21:06 WIB
Wakil Ketua DPD RI Sultan B Najamuddin (paling kanan) saat menjadi narasumber diskusi di Kompleks Parlemen, Jakarta, beberapa waktu lalu. Foto: Humas DPD RI.

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua DPD RI Sultan B Najamudin menyoroti angka kematian harian akibat Covid-19 yang menuju rekor tertinggi pada Minggu (4/4).

Senator asal Bengkulu itu meminta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) segera mengambil tindakan setelah mendapatkan seluruh fakta di lapangan.

BACA JUGA: Respons Bu Netty Atas Tingginya Angka Kematian Akibat Covid-19 di Indonesia

"Kita tak boleh lengah sedikit pun melawan pandemi Covid-19 saat ini," kata Sultan dalam keterangan tertulisnya, Minggu (4/4).

Oleh sebab itu, dia menyatakan bahwa dari banyak informasi mengenai lonjakan angka kematian terhadap pasien terinfeksi virus corona di Indonesia, Kemenkes harus segera mengumpulkan data dan memetakan sebaran yang ada.

BACA JUGA: Kasus Positif Covid-19 di Kalbar Bertambah 48, Mempawah dan Landak Masih Tinggi

"Yang terpenting juga Kemenkes harus dapat mengidentifikasi faktor-faktor penyebab dari tingginya angka tersebut agar menjadi bahan evaluasi terhadap langkah selanjutnya," ujarnya.

Seperti diketahui, angka kematian akibat virus corona hari ini bertambah 427.

BACA JUGA: Tinjau Sentra Vaksinasi Covid-19 BUMN di Istora, Bamsoet Harap Vaksinasi Lansia Berjalan Maksimal

Berdasarkan data Humas BNPB, Minggu (4/4), dengan tambahan 400-an, itu total angka meninggal dunia akibat Covid-19 menjadi 41.669.

Sultan mengatakan angka 427 itu merupakan tambahan signifikan dalam tujuh hari ke belakang. Menempati urutan kedua sejak adanya pandemi Covid-19 di Indonesia.

Menurutnya, daerah kematian akibat corona paling tinggi di Banten menjadi yang terbanyak, bertambah 338 orang dalam 24 jam.

Selain angka kasus kematian, pasien yang terjangkiti corona terus bertambah. Per hari ini ada tambahan mencapai 6731 kasus.

Total ada 1.534.255 pasien terjangkiti corona sejak Maret 2020. Pasien sembuh hari ini ada 9.663, total menjadi 1.250.877.

"Atas angka kematian yang tinggi tersebut saya minta Kemenkes untuk lebih meningkatkan kinerja dalam menangani krisis kesehatan masyarakat," paparnya.

Mantan wakil gubernur Bengkulu itu berharap pemerintah cepat dalam melakukan respon secara nasional.

"Sebab, saya yakin ini bukan hanya kebetulan, tetapi ada faktor yang melatarbelakanginya," katanya.

Menurut dia, yang terpenting juga adalah mengetahui secara pasti penyebabnya.

Sebab, dia juga mendengar ada varian baru dari virus corona yang telah masuk Indonesia.

Oleh karena itu, Sultan menegaskan,  pemerintah harus memastikan ada atau tidaknya kaitan varian baru virus corona itu dengan tingkat kematian hari ini.

Seperti diketahui, dalam jumpa pers Selasa (2/3) lalu, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono mengungkap ada dua kasus varian baru Corona B117 yang ditemukan di Indonesia.

Laporan ini diumumkan bertepatan dengan setahun pandemi corona di RI. Kemenkes mendapatkan informasi bahwa tepat dalam setahun ini pihak menemukan mutasi B117 UK di Indonesia.

Sultan menyatakan penting bagi Kemenkes memiliki informasi yang lengkap terhadap jenis varian virus baru dari mutasi corona.

Sebab, kata dia, hal ini merupakan kepentingan pemerintah dalam memotong mata rantai sebaran virus,  dan kebutuhan ketepatan pendekatan kesehatan dalam mencegah ataupun mengobati.

"Bukan hanya sebaran jenis varian baru tersebut, tetapi juga karakteristik, sifat, dan dampak kesehatan bagi orang yang terinfeksi," paparnya.

Selain itu, dia menilai penting bagi pemerintah memastikan aktivitas vaksinasi tepat waktu sesuai dengan yang ditargetkan. 

"Kita saat ini berpacu waktu terhadap masalah target vaksinasi nasional, semua harus dirampungkan," kata dia.

Terlebih lagi, lanjut Sultan, pemerintah sudah membuka proses pembelajaran tatap muka.

Jadi, kata dia, tenaga pendidik dan  guru harus dipastikan telah mendapatkan vaksin.

"Khusus untuk vaksin anak-anak peserta didik (siswa) di bawah umur dewasa 18 tahun harus juga menjadi perhatian kita," ungkap dia.

Menurut informasi, salah satu produsen vaksin Covid-19 asal Amerika Serikat, Pfizer, yang baru mengumumkan hasil uji klinisnya pada anak dan remaja. Disebutkan, vaksin ini aman dan efektif bagi anak usia 12-15 tahun.

Temuan ini cukup penting karena di banyak tempat, sekolah tatap muka akan kembali dibuka. Tidak terkecuali di Indonesia.

Rencana ini dibayangi kekhawatiran karena hingga kini belum ada satu pun vaksin Covid-19 yang disetujui penggunaannya pada anak dan remaja di bawah usia 18 tahun.

Selain Pfizer, sejumlah produsen vaksin COVID-19 juga berlomba-lomba mendapatkan data keamanan dan kemanjuran produknya pada anak dan remaja.

Uji klinis vaksin telah dan sedang dilakukan di sejumlah negara demi mendapat persetujuan untuk dipakai pada anak-anak.

Lebih lanjut Sultan menyampaikan rasa simpati kepada seluruh korban jiwa akibat keganasan virus corona. 

"Indonesia telah kehilangan ibu dan ayah, suami dan istri, saudara laki-laki, saudara perempuan dan teman karena virus," paparnya.

Bagi banyak orang, lanjut Sultan,  kesedihan diperburuk oleh ketidakmampuan untuk melihat orang yang dicintai di rumah sakit atau ruang isolasi akibat jarak fisik yang diberlakukan oleh pihak berwenang untuk mengekang penyebaran virus.

"Maka, jaga diri kita, keluarga, dan lingkungan," tegasnya.

Sultan mengimbau kepada masyarakat agar tetap mematuhi seluruh instruksi  dan imbauan pemerintah dalam kehidupan di masa pandemi Covid-19.

Sebab, ujar Sultan, tanpa rasa kepercayaan dan kerja sama yang baik antara masyarakat dan pemerintah,  maka akan sulit untuk menghadapi virus Covid-19 saat ini, termasuk masalah kebijakan terhadap larangan mudik. (*/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler