jpnn.com, JAKARTA - Rekrutmen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) besar-besaran pada 2021 tidak menggoyahkan niat pentolan honorer K2.
Mereka bersikukuh menjadi PNS dan menolak PPPK. Alasannya, PPPK menjadi pemulus niat pemerintah menyingkirkan honorer K2.
BACA JUGA: MenPAN-RB Evaluasi Rekrutmen CPNS dan PPPK 2019
"Saya maunya PNS, titik. Enggak mau jadi PPPK," tegas Koordinator Wilayah Perkumpulan Honorer K2 Indonesia (PHK2I) Sulawesi Selatan Sumarni Azis kepada JPNN.com, Kamis (19/11).
Dia menambahkan, kalau hanya jadi PPPK, kesejahteraan mereka sebagai tenaga administrasi di Dinas Pertanian Provinsi Sulsel sudah bagus.
BACA JUGA: Sindir Nikita Mirzani, Istri Sajad Ukra: Pasti Kesel Banget tuh
Yang dibutuhkan saat ini adalah status pegawai tetap agar bisa menjalani hari tua dengan tenang.
Dia malah kasihan dengan honorer K2 yang sudah terjebak dengan PPPK. Pasalnya, masa kerja puluhan tahun malah diputihkan seolah-olah pegawai baru.
BACA JUGA: Kemendikbud Mau Rekrut 1 Juta Guru PPPK, Honorer K2 Khawatirkan Persaingan
Setelah teken kontrak, belum tentu juga masa kerjanya diperpanjang sampai pensiun. Sebab, bisa saja kepala daerah mencari alasan tidak butuh banyak PPPK.
"Saya sangat berharap semua honorer K2 diangkat PNS karena pengabdian kami layak diperhitungkan. Kenapa sih pemerintah tidak mau memberikan kebahagiaan di sisa-sisa waktu pengabdian dengan mendapatkan pensiun sebagai PNS," tuturnya.
Sumarni juga mengimbau pemerintah untuk memberikan kesempatan kepada honorer K2 formasi tenaga teknis administrasi untuk diangkat PNS. Bukan hanya guru, tenaga kesehatan, dan penyuluh.
Senada itu Korwil PHK2I Jawa Timur Eko Mardiono mengungkapkan, dari 387 ribu honorer K2 yang belum terakomodir, lebih dari 200 ribu orang menuntut jadi PNS lewat revisi UU Aparatur Sipil Negara (ASN).
"Semoga seluruh honorer K2 bisa diakomodir karena sama-sama anak bangsa yang sudah mengabdi kepada negara," tandasnya. (esy/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad