jpnn.com - UANG yang seharusnya digunakan untuk pembangunan masjid, malah masuk ke kantong pribadi. Itulah yang terjadi pada pembangunan Masjid Baitul Muttaqin. Kasus itu kini disidik Unit Tipikor Satreskrim Polresta Samarinda.
Enam bulan lamanya, Unit Tipikor Satreskrim Polresta Samarinda menyidik kasus dugaan penyelewengan dana bantuan sosial (bansos) dari Pemprov Kaltim untuk pembangunan Masjid Baitul Muttaqin, di daerah Perum Pinang Bahari, Jalan APT Pranoto, Kelurahan Sungai Keledang, Samarinda Seberang. Hasilnya, bidikan polisi mengarah pada seorang berinisial HS.
BACA JUGA: Dihukum Cambuk Malah Tersenyum
Pria yang sudah ditetapkan sebagai tersangka itu, merupakan kepala pelaksana pembangunan masjid. Dana sudah dicairkan pada November 2012 sebanyak Rp 1 miliar dengan tiga kali transaksi pengambilan.
Uang yang dikhususkan untuk pembangunan masjid itu ternyata tak diserahkan secara keseluruhan kepada panitia pelaksana. Nilai yang diberikan hanya Rp 731.160.000.
Menurut Kasat Reskrim Polresta Samarinda Kompol Slamet Ramelan, sisa dana rupanya digunakan HS. Dalam rilis Senin (22/12), pria berpangkat melati satu itu menjelaskan hasil pemeriksaan. “Dia juga mengakui menggunakan uang tersebut untuk pribadi,” ujar Slamet.
BACA JUGA: Awasi PNS yang Suka Keluyuran di Mal saat Jam Kerja
Salah satunya membeli mobil Daihatsu Sirion. “Untuk pelat nomornya belum sempat dicatat. Sisa uang juga ada, sebanyak Rp 40 juta,” imbuh Slamet.
Disinggung mengenai adanya orang lain yang terkait penyelewengan tersebut, Slamet belum membeberkan secara keseluruhan. Sejauh ini, timnya sudah memeriksa 11 saksi.
BACA JUGA: SK CPNS untuk Honorer K2 Diserahkan
Dalam pemeriksaan, HS mengaku sempat memberikan sejumlah uang kepada beberapa orang yang dianggap punya andil dalam pembangunan masjid tersebut. Namun uang tersebut dikembalikan dengan dibuktikan kuitansi. Dalam pemeriksaan ahli Badan Pemeriksaan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), kerugian negara mencapai Rp 270 juta.
Disebutkan Slamet, HS sementara ini dikenakan wajib lapor dikarenakan sakit. “Hingga kini, kami masih memeriksa beberapa kasus dugaan korupsi,” tandas Slamet. (*/dra/ica/k8)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jelang Natal, Tiket KM Kelud Batam-Medan Sudah Habis
Redaktur : Tim Redaksi