Sumpah, Kami Setia pada NKRI dan Pemerintahan Jokowi

Minggu, 13 November 2016 – 03:03 WIB
Para Relawan NKRI usai mengucap ikrar kesetiaan dalam acara Deklarasi Kebangsaan di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Sabtu (12/11). Foto: Relawan NKRI for JPNN.Com

jpnn.com - JAKARTA – Kekhawatiran tentang terancamnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan kebhinnekaan di dalamnya semakin menguat akhir-akhir ini. Isu suku, agama, ras dan antar-golongan justru semakin mengemuka.

Hal itulah yang mendorong ribuan orang yang tergabung dalam Relawan NKRI untuk mengucapkan ikrar kesetiaan terhadap Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika dalam Deklarasi Kebangsaan di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Sabtu (12/11).

BACA JUGA: Lantamal Tanjungpinang Tambah Daya Gempur

Relawan NKRI yang anggotanya terdiri dari lintas organisasi, suku dan agama itu mengucapkan tiga ikrar. Yang pertama adalah berjanji untuk tetap setia dan berpegang teguh pada Pancasila dan UUD 1945.

Kedua, Relawan NKRI berjanji untuk tetap setia dan berpegang teguh pada NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika. “Ketiga, lami Relawan NKRI berjanji untuk tetap setia kepada Presiden Republik Indonesia sebagai simbol negara serta menolak setiap upaya aktor-aktor politik yang mencoba menjatuhkan pemerintahan yang sah," kata Birgaldo Sinaga saat memimpin pembacaan ikrar ribuan Relawan NKRI.

BACA JUGA: Aplikasi E-coordination Pacu Kinerja Jaksa

Salah satu inisiator Relawan NKRI, Mohammad Yamin mengatakan, Indonesia tidak boleh dibiarkan dikoyak-koyak oleh kelompok tertentu. Karenanya dia mengajak seluruh elemen bangsa untuk terus mengedepankan semangat persaudaraan dan gotong-royong.

"Tidak boleh jatuh dalam kekakuan relasi kebangsaan. Tidak boleh kita biarkan hubungan sesama kita anak bangsa saling memunggungi, membeku lalu retak hancur berkeping keping," jelasnya.

BACA JUGA: Latma Gultor KRIS-1 2016 Harus Tertib, Lancar dan Aman

Yamin menegaskan, perbedaan yang ada sesungguhnya bisa menjadi kekuatan besar untuk bersama-sama membangun bangsa Indonesia. “Bukan sebaliknya, dijadikan alat untuk tujuan tertentu,” ujarnya.

Sedangkan Hendrik Sirait selaku salah satu inisiator Relawan NKRI yang juga ketua pelaksana Deklarasi Kebangsaan membeber alasan pentingnya penegasan ikrar kesetiaan itu. “Situasi politik saat ini sudah mengancam keutuhan bangsa Indonesia,” ujarnya.

Dia menambahkan, situasi politik nasional belakangan ini gaduh dan cenderung mengarah pada terkoyaknya sendi-sendi kebangsaan. Hal itulah yang mendolong Relawan NKRI untuk menegaskan lagi kesetiaan terhadap keutuhan RI yang dibangun di atas landasan kebhinnekaan.

Lebih lanjut Hendrik mengatakan, akhir-akhir ini juga terdapat indikasi nyata dari aktor-aktor politik yang mengancam pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Sebab, katanya, kritik terhadap pemerintahan yang mestinya hal positif di dalam demokrasi justru dibumbui dengan isu SARA demi ambisi kekuasaan.

Hendrik menegaskan, kebhinnekaan di Indonesia merupakan fakta yang tak bisa dinafikkan. Bahkan, katanya, Indonesia kini menjadi harapan dunia dalam rangka menciptakan tatanan global yang damai, tidak mempertentangkan agama dan demokrasi, serta memajukan  nilai-nilai kearifan lokal.

Sayangnya, aktor-aktor politik yang telah buta mata batinnya justru mengumbar nafsu untuk berkuasa tanpa melihat ancaman serius bagi keutuhan NKRI.

“Sejumlah aktor politik memang terlihat ambisius untuk berkuasa. Sehingga tega menggunakan isu-isu agama untuk mengoyak persatuan dan kesatuan yang telah puluhan tahun kita jaga,” ujarnya.(ara/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Menpora: Belakangan ini Banyak Cobaan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler