Sungai Bengawan Solo Tercemar Berat

Minggu, 15 September 2019 – 20:55 WIB
Debit air Sungai Bengawan Solo yang terus menyusut dan tercemar menyulitkan PDAM Surakarta olah air baku. Foto: Damianus Bram/Radar Solo

jpnn.com, SOLO - Tingkat pencemaran di Sungai Bengawan Solo kian tampak seiring kemarau panjang. Hasil pendataan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS), 27 persen daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo mengalami pencemaran berat. Sedangkan sisanya masih kategori ringan.

Pencemaran berat diketahui dari hasil pengamatan di 28 titik sungai dari hulu sampai hilir Bengawan Solo. Termasuk sejumlah anak sungai.

BACA JUGA: Memalukan, RPH Milik Dinas Peternakan Kotori Sungai Bengawan Solo

“Kalau musim hujan, pencemaran tidak terlihat karena air mengalir deras. Tapi, pada musim kemarau seperti sekarang pencemaran sangat jelas terlihat,” urai Kabid Operasi dan Pemeliharaan BBWSBS Wahyu Kusumastuti, Sabtu (14/9).

Soal penyebab pencemaran, Wahyu belum bisa memastikan. Sampel air masih diuji laboratorium. Tapi pada kasus sebelumnya, limbah etanol masuk sungai muaranya dari hulu wilayah Mojolaban, Sukoharjo yang dikenal sebagai daerah sentra pembuatan ciu.

BACA JUGA: Bengawan Solo Meluap, 15 Desa Terendam Banjir

Berkaca pada kondisi tersebut, BBWSBS berharap kepada pemerintah daerah yang diintasi aliran Sungai Bengawan Solo berperan aktif menjaga kelestarian sungai. Sebab, masalah pencemaran tidak bisa diselesaikan secara parsial. Harus menyeluruh, melibatkan banyak elemen.

Di lain sisi, kemarau panjang memengaruhi kinerja instalasi Pengolahan Air (IPA). Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum atau PDAM Toya Wening Surakarta saat ini menyebut dari tiga IPA hanya bisa mengolah air sebanyak 60 persen.

"Air baku kami berasal dari Sungai Bengawan Solo. Karena debit air turun drastic dan tercemar limbah, pengolahan air bersih tidak maksimal,” ujar Direktur Teknik Perumda Toya Wening Tri Atmaja Sukomulyo.

Ada tiga IPA yang dimiliki PDAM Surakarta, yakni IPA Semanggi, IPA Jurug, dan IPA Jebres. Kapasitas ketiga IPA tersebut sebanyak 210 liter per detik. Tri berharap hujan segera datang agar  debit Sungai Bengawan Solo kembali normal.

"Kami juga telah menggelar mengadakan salat Istisqa untuk meminta hujan,” tuturnya. (rs/ves/per/JPR)


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler