jpnn.com, KABUPATEN BOGOR - Sungai Cikaniki, Nanggung, dan Situ Citongtut di Gunungputri, Kabupaten Bogor, tercemar dan mengakibatkan ribuan ikan mati.
Ketua DPRD Kabupaten Bogor Rudy Susmanto mengaku prihatin atas pencemaran lingkungan itu.
BACA JUGA: Warga Sambut Gembira Peresmian Sekolah Sungai di Muara Gembong
"Saya mengajak kepada kita semua agar peduli terhadap kelestarian lingkungan hidup. Jangan sampai kita mewariskan kerusakan pada anak dan cucu," ungkapnya di Bogor, Jumat.
Menurut dia, pencemaran aliran air itu akan terus berdampak pada generasi selanjutnya jika hanya dibiarkan.
BACA JUGA: Letjen TNI Nyoman Cantiasa: Saya Minta Kalian Bertanggung Jawab & Segera Menyerahkan Diri
Maka, dia meminta kepada semua elemen masyarakat agar berperan aktif menjaga lingkungan hidup.
Rudy menyebutkan menjaga lingkungan hidup bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah melainkan seluruh masyarakat.
BACA JUGA: Ipda AS Terancam Hukuman Mati
"Kalau semua menjaga kesadaran untuk tidak merusak dan juga ikut menjaga sungai dan alam kita, itu bisa meminimalisir aksi pencemaran," kata Rudy.
Dia juga meminta kepada aparat penegak hukum untuk menindak siapapun yang secara sengaja mencemari lingkungan hidup.
Sebelumnya, Bupati Bogor Ade Yasin menugaskan kepala baru Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Ade Yana Mulyana untuk mengatasi pencemaran lingkungan di Situ Citongtut yang menyebabkan ribuan ikan mati.
"Kejadian baru-baru ini ribuan ikan yang mati di Situ Citongtut, Kecamatan Gunungputri, karena pencemaran limbah atau sebab lainnya harus segera ditangani," ungkap Ade Yasin saat pelantikan tujuh pejabat eselon IIB di Sekretariat Daerah (Setda), Cibinong, Bogor, Selasa (25/1).
Pasalnya, peristiwa matinya ikan secara massal di Situ Citongtut Kecamatan Gunungputri bukan yang pertama, melainkan kesekian kali terjadi pada setiap awal tahun.
Dia meminta Ade Yana melakukan investigasi penyebab pasti tercemarnya air di Situ Citongtut yang diduga akibat terkontaminasi limbah industri, dan melaporkan hasil investigasinya dalam waktu dekat.
"Turun ke lapangan harus dicari penyebabnya, apa berasal dari limbah industri, siapa yang buang (limbah) ke situ," kata Ade Yasin geram. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti