jpnn.com, EMPAT LAWANG - Jembatan penghubung antara Kecamatan Ulu Musi dan Kecamatan Pasemah Air Keruh (Paiker) putus setelah diterjang luapan Sungai Musi.
Informasi didapat, Jembatan Ponton yang terletak di Desa Padang Tepong, Kecamatan Ulu Musi itu ambruk sekitar pukul 07:00 WIB karena diterjang derasnya arus Sungai Musi.
BACA JUGA: Lagi Menyadap Karet, Petani di Empat Lawang Diserang Dua Ekor Beruang
Kapolsek Ulu Musi, Iptu Suryadi melalui Kanit Reskirm Bripka Gaga Antaraga membenarkan kejadian ambruknya Jembatan Ponton karena diterjang arus Sungai Musi.
“Ya benar, Jembatan Ponton penghubung Kecamatan Ulu Musi dan Kecamatan Paiker yang terletak di Desa Padang Tepong,” kata Bripka Gaga, Sabtu (27/4).
BACA JUGA: Pembegal Pengendara Perempuan di Tebing Tinggi Berhasil Diringkus
Camat Pasemah Air Keruh, Indra Supawi saat dikonfirmasi membenarkan jembatan satu satunya penghubung Ke kecamatan mereka putus total.
BACA JUGA: Lampiaskan Dendam Lama, Faizal Bunuh Tetangganya Pakai Tombak
Warga Muara Betung bersihkan lumpur di rumah mereka. Foto : Eno/Sumeks.co
“Ya, jembatan itu satu akses menuju Kecamatan Paiker,” jelas Indra.
Pantauan di lokasi Jembatan sekitar pukul 11.00 WIB, warga banyak yang berkerumun melihat jembatan yang sudah putus terbawa arus Sungai Musi. Di sekitar lokasi juga sudah di pasang police line.
Selain itu di Desa Padang Tepong, satu unit rumah milik Suparmi (35) dan gudang milik Yen habis disapu luapan Sungai Musi. Sedangkan rumah yang terendam sekitar 7 unit rumah.
“Jembatan Ponton ini akses warga Paiker ke Ulu Musi dan sebaliknya. Akses lainnya ada lewat Jembatan Puntang dan lewat simpang Perigi tapi jalannya rusak dan jauh,” kata Jumhari (49) warga Desa Padang Tepong saat ditemui di lokasi Jembatan Ponton.
Dijelaskannya, Sungai Musi meluap dikarenakan hujan deras di ulu Sungai Musi di kawasan Kabupaten Kepahiang, Bengkulu. Sedangkan di kawasan Ulu Musi hujan tidak begitu deras.
“Mungkin sekitar pukul 03.00 WIB hujan deras di Kepahiang. Kalau di Ulu Musi tidak deras, hanya gerimis saja. Sekitar jam 7an sampai jam 8 jembatan ponton ini hanyut. Banyak kayu-kayu nyangkut di tiang jembatan sehingga tidak kuat menahan beban dari kayu-kayu tadi,” jelasnya.
Lanjutnya, bangunan Jembatan Ponton tersebut dibangun sekitar tahun 1992 dengan lantai jembatan dari kayu. Sekitar 4 tahun berikutnya lantai jembatan diganti plat baja.
“Dari tahun 1996 sampai sekarang belum pernah direbah besar-besaran, cuman dilas-las dikit kalau ada plat baja yang jebol atau rusak. Memang kondisi jembatan ini sudah banyak rusak tapi belum juga diperbaiki ataupun dibangun baru,” cetusnya.
Warga membersihkan puing-puing bangunan rumah milik Suparmi di dekat Jembatan Ponton. Foto : Eno/Sumeks.co
Di seberang arah ke Paiker, terdapat SMA Negeri 1 Ulu Musi yang sedang melaksanakan perpisahan. Sebagian siswa ada yang terjebak belum bisa pulang dan sebagian siswa belum bisa berangkat ke sekolah.
“Di seberang ada anak sekolah SMA 1 lagi perpisahan. Mungkin mereka nanti lewat Jembatan Puntang,” kata Jumhari.
Selain itu, akses untuk ke Paiker kemungkinan bisa lewat di Jembatan Puntang dan lewat simpang Perigi tembus ke Desa Air Kelinsar tapi aksesnya juah dan jalannya banyak rusak.
“Kalau jalan yang tembus ke Pendopo belum bisa dilewati. Motor saja masih susah, apalagi mobil. Motor grandong (motor untuk ke kebun, red) yang bisa lewat,” ujarnya.
Dirinya berharap pemerintah bergerak cepat menanggulangi jembatan dan memberikan bantuan kepada korban banjir. “Sampai siang ini belum ada bantuan,” katanya.
Luapan Sungai Musi juga melanda Desa Muara Betung. Dua unit rumah milik Kades Muara Betung, Kausar (39) dan dua rumah milik Ma’ad (46) dan Cik Mat (45) hanyut diterjang Sungai Musi. Sedangkan rumah yang terendam cukup banyak.
Jembatan gantung multifungsi di Desa Puntang, Kecamatan Sikap Dalam juga terkena imbasnya. Banyak kayu-kayu dan ranting pohon yang nyangkut membuat jembatan tersebut bengkok beberapa centimeter. (eno)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Terendam Banjir, Sepuluh Hektare Sawah di Desa Sugiwaras Gagal Panen
Redaktur & Reporter : Budi