jpnn.com - Nama dan pasangan bagi sebagian orang diyakini membawa keberuntungan.
Keluarga besar Donwori, 40, juga yakin bila kariernya akan bagus jika sang istri yang dipersuntingnya membawa hoki.
BACA JUGA: Duh Gusti, Banjir di Samarinda Semakin Mengerikan
Jika tidak, maka akan bernasib nahas. Itulah yang dialami Karin, 37. Ia harus diceraikan suaminya karena dinilai sebagai pembawa sial di keluarga besar sang suami.
Umi Hany Akasah - Radar Surabaya
BACA JUGA: Ketika Pak Bupati Marah Besar Gara-gara Dibohongi Bawahannya
SUNGGUH malang nasib Karin. Saat hamil lima bulan, suaminya menalaknya cerai di Pengadilan Agama (PA) Klas 1A Surabaya, pada awal Oktober lalu.
Saat sidang cerai awal November lalu, Karin dan Donwori mengikuti sidang pertama dalam keadaan perut sang istri sudah membuncit.
BACA JUGA: Kapokmu Kapan! Foto Bandar Narkoba Dipajang di Jalan
Tapi karena sang istri dalam kondisi hamil itulah, maka majelis hakim langsung menolak talak cerai dari Donwori.
“Istri dalam kondisi hamil tidak boleh ada perceraian. Waktu enak-enaknya mau. Setelah tidak enak, istri mau dibuang. Ini sangat merugikan wanita, tidak boleh,” kata mediator PA, Ahmad Adnan, di selasela proses mediasi.
Terlihat kesal dengan ulah Donwori dan keluarganya, Adnan memang hanya bisa bicara ketus saat proses mediasi.
Tapi sesungguhnya tak hanya mediator yang kesal, majelis hakim dan panitera pun tampak tak respek lagi dengan sidang perceraian yang sebenarnya baru dimulai itu.
Pasalnya, keluarga Donwori terlihat sangat memojokkan Karin dengan alasan yang dibuatbuat dan terkesan takhayul.
Ketidaksukaan mereka bahkan sangat terlihat baik dalam sikap maupun perkataan.
“Dia (Karin, Red) itu wanita sial, buat apa dipertahankan,” ucap mertua Karin sebut saja Mira, 60.
Mendampingi Donwori yang juga putra ketiganya di persidangan, Mira mengaku kalau dirinya sudah tidak mau menerima Karin sebagai menantunya.
Mira merasa sejak Karin masuk menjadi bagian dalam keluarga besarnya, ekonomi dan karier keluarga tampak buruk.
Donwori yang pernah menjadi kepala cabang di sebuah perusahaan leasing justru diturunkan ke tingkatan terendah menjadi debt collector.
Setelah itu, Mira dan suaminya juga sering sakit-sakitan.
Kedua adik Donwori yang masih ikut dengan Mira pun sering apes. Mulai dari jatuh, tidak naik kelas, dan sebagainya.
“Saya pernah tanya ke orang pintar, ternyata itu karena hawa sial yang dibawa Karin,” ungkap nenek lima cucu itu.
Mira pun semakin sakit hati dengan Karin dan menjadi ‘kompor’ agar putranya, Donwori, segera menceraikannya. Ia berharap talak cerai itu segera turun.
Bahkan, dia mengaku siap mengasuh anakanak Karin dan Donwori di rumahnya di kawasan Mulyorejo.
Senada dengan ibunya, Donwori pun juga berharap segera berpisah dengan Karin.
Ia mengaku merasa tidak cocok lagi dengan Karin yang akan memberinya anak kedua.
“Saya jadi sering bertengkar terus sama keluarga. Rezeki saya juga seret. Sampai tiap bulan minta ibu untuk belikan susu anak,” kata bapak dua anak itu.
Sementara Karin tampak pasrah dengan masa depan rumah tangganya. Ibu muda ini mengaku pernikahannya sudah sejak awal tidak pernah direstui oleh mertuanya dengan alasan fengshui dan hitungan hari.
“Katanya kalau saya nikah sama suami hitungannya jatuh miskin. Percaya atau tidak, tapi memang iya, saya selalu kekurangan,” kata Karin.
Karin pun berharap usai berpisah dengan Donwori akan langsung kembali ke rumah ibunya di Waru, Sidoarjo. Karin mengaku ingin bekerja kembali.
“Saya akan titipkan anak ke orang tua. Saya juga tidak mau seperti ini. Tapi, masak orang tidak suka dipaksa suka. Mungkin saya memang bikin sial keluarganya,” jelasnya.
(jay/JPG)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sungai Mahakam Meluap, Ribuan Rumah Terendam
Redaktur : Tim Redaksi