jpnn.com, JAKARTA - Nama merek roti lokal Indonesia, Super Roti di Semarang, Jawa Tengah mendunia dan menarik perhatian penikmat roti mancanegara.
Hal ini karena Super Roti buatan tangan pemiliknya Ismiyati (48) asal Semarang terpilih mendapatkan penghargaan Saf Instant Birthday Bread Challenge. UMKM mitra binaan Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC) ini mengalahkan sekitar 3.500 peserta dari 150 negara.
BACA JUGA: Mantap! Induk Perusahaan Sampoerna Tempati Peringkat Pertama Forbes Net Zero Leaders
Ismiyati yang telah mendulang kesuksesan itu pun berbagi kisah keberhasilan dan perjuangannya pada acara Pesta Rakyat UMKM untuk Indonesia yang digelar oleh PT HM Sampoerna Tbk di JCC Senayan, Senin (22/7).
Banyak cerita perjuangan Ismi up and down di tengah kesuksesannya membangun Super Roti.
BACA JUGA: 6 Klinik HM Sampoerna yang Dikelola PT Nayaka Era Husada Raih Akreditasi Paripurna
Ismi mengaku mengimpikan memiliki sebuah toko roti sejak duduk di bangku sekolah dasar. Ismi kecil bahkan belajar membuat roti dari tetangga sekitarnya.
Dia juga sudah membaca berbagai cara membuat roti sejak kecil. Mimpi itu sempat meredup setelah ayahnya meninggal dunia ketika Ismi remaja.
BACA JUGA: Pelaku UMKM Terbantu Berkat Program Pemberdayaan Women Ecosystem Catalyst Sampoerna
Namun, dia tetap belajar dengan berbagai cara untuk menambah keahliannya dalam membuat roti.
“Saya tuh orangnya mau banyak tahu jadi saya baca-baca, saya tanya ke orang-orang terkait pembuatan roti. Tidak pantang menyerah,” kata Ismi penuh semangat.
Akhirnya, Ismi baru bisa mewujudkan mimpinya setelah menikah. Toko roti itupun terwujud berawal dari situasi darurat keuangan yang dialami Ismi dan keluarga. Pada 2011, suaminya terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Kala itu, Ismi masih bekerja di perusahaan di Semarang, Jawa Tengah. Dia memutuskan membuat usaha roti yang dibantu dikelola sang suami.
“Saat saya masih bekerja sebagai karyawan, saya hire orang untuk membantu membuka usaha produksi roti. Kami cari baker, asisten baker, barulah mulai produksi. Suami saya dan temannya jadi sales,” sambung Ismi.
Saat itu, Super Roti miliki Ismi memproduksi aneka roti berbahan dasar tepung terigu dan dipasarkan melalui toko-toko di kawasan Semarang. Setahun setelah memiliki usaha toko roti itu, Ismi memutuskan resign dari pekerjaannya karena ingin serius berwirausaha.
Namun, baru tiga bulan setelah memegang sendiri roda usaha Super Roti, semua karyawan Ismi mendadak berhenti. Ismi tidak patah arang menghadapi kenyataan itu.
Dia terus membangun Super Roti dan mencari karyawan baru. Semangat Ismi tak luntur, hingga akhirnya pada Desember 2013 Super Roti memiliki tempat produksi sendiri. Di tempat ini, Ismi mempekerjakan warga sekitar untuk turut menjadi bagian dari Super Roti.
Ide Ismi untuk mengembangkan usahanya pun tak pupus. Pada 2016, Ismi bergabung dengan SETC sebagai UMKM binaan Sampoerna. Dari SETC, dia mendapatkan banyak manfaat melalui pelatihan dan pendampingan. Mulai dari cara mengemas produk, pemasarannya, dan digitalisasi dalam memasarkan produk.
Ismi juga kemudian berinovasi dengan meluncurkan produk roti berbahan dasar bekatul. Bekatul yang selama ini dianggap pakan ternak dan tak layak dikonsumsi ini disulap Ismi menjadi bahan dasar roti sehat. Produk roti bekatul merupakan bagian dari strategi pengembangan usaha Super Roti.
Ismi mengakui awalnya, tak sedikit yang mencemooh roti bekatul itu. Pasalnya, hanya segelintir yang tahu bahwa bekatul juga bisa diolah menjadi makanan yang enak.
“Butuh edukasi bahwa ini bukan pakan ternak, tetapi ini adalah kulit ari beras bagian dalam. Bagian yang serbuk halus, gluten free, tinggi serat, tinggi vitamin B. Kami juga menggunakan bahan yang bagus. Bekatul organik sehingga tidak ada rasa pahit. Saya pilih sendiri yang terbaik dengan mitra kami,” tegas Ismi.
Tadinya roti bekatul itu dia promosikan bagi para penderita diabetes yang kesulitan mengonsumsi camilan biasa. Namun, kini roti bekatul makin digemari banyak kalangan karena baik dikonsumsi sebagai salah satu makanan sehat.
Produk-produk roti bekatul Super Roti bisa ditemukan di berbagai toko di Semarang dan marketplace. Aneka produknya juga sudah dipasarkan ke sejumlah daerah seperti Jakarta, Bali, bahkan hingga Singapura. Ismi bahkan mengekspor rotinya ke Belgia dan sejumlah negara lainnya pada beberapa tahun lalu.
Ismi juga makin percaya diri setelah mendapat pendampingan SETC. Dia pun memberanikan diri mengikuti kompetisi Saf Instant Birthday Bread Challenge di Prancis. Dia tak menyangka produknya menjadi yang terbaik termasuk mengalahkan Perancis sebagai negara pembuat roti yang terkenal.
“Saya bisa memenangkan itu karena pertama idenya roti bekatul, kemudian mudah dibuat, enak dimakan, dan mudah dipasarkan. Itu syaratnya dan saya bisa memenuhi itu, saya juga enggak menyangka bisa menang,” imbuh Ismi terharu.
Ismi kini terus memperluas jaringan toko rotinya di Indonesia dan mancanegara. Dia mengucapkan terima kasih pada SETC yang terus memberikan bimbingan untuknya mengembangkan usaha Super Roti.
“Yang terpenting itu memulai usaha pantang menyerah, jatuh coba lagi, coba lagi. Saya tuh orangnya nekat. Kemudian terbuka untuk belajar dan berkolaborasi, belajar mencari tahu ilmu pengetahuan untuk kembangkan bisnis,” ujar Ismi yang kini sedang kuliah S1 teknologi pangan karena dahulu tak punya biaya untuk menempuh pendidikan perguruan tinggi.
Satu per satu, Ismi telah mewujudkan mimpinya untuk memiliki toko roti dan menimba ilmu di perguruan tinggi termasuk membantu sesama yaitu para petani melalui kemitraannya untuk mendapatkan bekatul terbaik. (flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia