Suplai Apartemen Melonjak, Harga Melandai

Kamis, 31 Januari 2019 – 10:46 WIB
Ilustrasi apartemen. Foto: Ricardo/JPNN

jpnn.com, SURABAYA - Senior Associate Director Colliers Indonesia Ferry Salanto menyatakan, tingkat penyerapan apartemen tahun ini cenderung turun meski pemerintah sudah mengeluarkan stimulus untuk mendongkrak pasar properti.

’’Perkiraan kami, permintaan tidak banyak berubah sampai akhir 2019. Sebab, masih ada kemungkinan kenaikan suku bunga kredit, pemilu, dan pelemahan rupiah akibat ketidakpastian global,’’ ujar Ferry, Rabu (30/1).

BACA JUGA: Lippo Cikarang & Mitsubishi Corporation Topping Off 2 Tower Apartemen

Colliers mencatat, pasokan apartemen di Surabaya tahun lalu 4.379 unit atau tumbuh 48 persen jika dibandingkan dengan 2017. Pada 2019, suplainya diprediksi mencapai 19.598 unit.

’’Suplai tahun ini tertinggi jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya maupun 2020–2021. Jadi, cukup berat,’’ kata Ferry.

BACA JUGA: Meikarta CBD Orange County Serah Terima 408 Unit Apartemen

Sementara itu, pasokan sepanjang 2020–2022 berturut-turut tercatat 5.280 unit, 4.127 unit, dan 2.466 unit.

Jadi, secara akumulasi akan ada 31.471 unit baru yang hadir di Surabaya hingga 2021.

BACA JUGA: Apartemen Pacific Garden Tunjuk NRC sebagai Kontraktor Utama

Suplai yang meningkat tajam itu diikuti harga apartemen yang cenderung tidak bergerak.

Sebelum 2015, rata-rata laju harga naik sepuluh persen setiap tahun. Pada 2018, harga naik, tetapi cenderung melandai.

Nah, tahun ini diperkirakan kenaikan harga hanya dua persen. Laju harga diprediksi naik bertahap pada 2020–2021 sebanyak 3–4 persen per tahun.

Kebanyakan developer memutuskan untuk menahan kenaikan harga karena ingin menarik pembeli.

Apalagi, sentimen pasar masih lemah, terutama segmen menengah ke atas.

“Sebab, yang menyerap itu adalah investor buyer. Pengaruh politik dan pertumbuhan ekonomi sangat kuat,’’ jelas Ferry..

Sementara itu, segmen di bawahnya adalah end user yang harus difasilitasi dengan kemudahan-kemudahan.

Adanya kebijakan baru LTV dinilai belum cukup untuk mendorong end user. Sebab, suku bunga kredit masih tinggi.

’’Jadi, secara umum tingkat serapan belum beranjak dari tahun sebelumnya,’’ ujar Ferry. (res/ell/c14/fal)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pasar Apartemen di Surabaya Sangat Seksi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler