jpnn.com, PALEMBANG - Sriwijaya FC kembali mendapat sanksi dari komisi displin (Komdis) PSSI. Kali ini disebutkan karena ulah suporter Sriwijaya FC saat menjamu Persipura Jayapura, di Stadion Gelora Sriwijaya, Minggu (30/7).
Kelompok suporter Sriwijaya FC, mengaku geram dengan keputusan PSSI tersebut. Sanksi denda sebesar Rp 30 juta tersebut dirasa kurang masuk akal.
BACA JUGA: Firdaus Ramadhan Termasuk Pemain Paling Rajin Koleksi Kartu Kuning di Liga 1
Meski menerima keputusan, tetapi pemain ke-12 Sriwijaya FC punya cara unik untuk membalas keputusan aneh tersebut.
Aksi penggalangan koin sumbangan (uang receh) untuk PSSI mulai digalangkan suporter secara masal.
BACA JUGA: Pelatih Borneo Ungkap Penyebab Kekalahan di Kandang Sendiri
"Yah, aksi mengumpulkan koin receh kepada PSSI sudah kami laksanakan dari kemarin. Semua suporter Sriwijaya baik di Palembang, korwil serta korda se-Indonesia sudah kami himpun soal aksi ini," ucap Ketua Sriwijaya Mania Hooligan Eddy Ismail, Senin,(7/8).
Lanjut Eddy, apabila sudah terkumpul sesuai jumlah denda yang didapatkan Sriwijaya FC. Pihaknya akan mengirimkan uang tersebut dalam bentuk paket.
BACA JUGA: Berhasil Curi Poin di Laga Tandang, Sriwijaya FC Menjauh dari Zona Degradasi
"Jujur kami kesal, tidak hanya Sriwijaya FC semua klub lain juga menggelar aksi simpatik kepada Palestina. Tetapi, kenapa hanya kita yang didenda?. Tidak hanya Indonesia semua klub di luar juga melakukan empati saat pertandingan," tegasnya.
Hal serupa juga dilakukan Ultras Palembang dengan membuka posko uang receh. Namun suporter identik dengan atribut hitam ini membuka posko ditujukan kepada masyarakat umum.
"Bagi seluruh elemen masyarakat pencinta Sriwijaya untuk berpartisi dengan kami (Ultras Palembang). Kita akan sumbang PSSI uang denda 30 juta itu," ujar Presiden Ultras Palembang, Agung Fahrurrozi.
Dia menegaskan ini, bentuk perlawanan sebagai supporter Laskar Wong Kito. Dia menilai kebijakan PSSI tidak sehat khususnya membuat kondisi sepakbola tanah air semakin buruk di mata publik.
"Ini murni aksi kemanusiaan tidak ada unsur politik. Kenapa dilarang kenapa disanksi. Ini sudah tidak sehat,"tegasnya.
Sedangkan kelompok suporter Sriwijaya FC, Singa Mania mengaku cukup bingung dengan kebijakan ini.
“Karena ada di beberapa kota lain tidak mendapat denda, kemarin pun aksi kami tidak ada kaitannya dengan politik dan sesuai dengan prinsip bangsa Indonesia," ujar ketua umum Singa Mania, Ariyadi Eko Neori .
"Bahwa sesungguhnya kemerdekaan ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus segera dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan,” tambahnya sembari mengutip kalimat dari Undang-Undang Dasar 1945 Republik Indonesia .
Selain itu, dirinya juga menolak anggapan bahwa aksi ini ada kaitannya dengan dukungan terhadap satu kelompok tertentu.
“Masalah Palestina bukan soal agama, namun kalaupun harus dikaitkan bukankah penindasan kepada sesama manusia tetap tidak dibenarkan oleh semua agama manapun,” tegasnya.
Dugong nama akrab Ariyadi Eko Neori menuturkan akan melakukan aksi serupa setelah menggelar rapat besar dengan jajaran kepengurusannya. (cj11/ion)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sanksi Buat Persib Enggak Jelas, Gila, Bikin Bingung
Redaktur & Reporter : Budi