Surabaya Siap Jadi Ikon Wisata Nasional

Senin, 05 Mei 2014 – 12:02 WIB

jpnn.com - SURABAYA – Hujan tidak menjadi penghalang warga metropolis untuk menikmati momen spektakuler Parade Budaya dan Bunga 2014, Minggu (4/5). Ribuan penonton memadati Jalan Tugu Pahlawan–Jalan Tunjungan–Jalan Gubernur Suryo–Jalan Yos Sudarso, hingga Taman Surya. Mereka terpukau dengan penampilan 72 peserta pawai.

Pesta Parade Budaya dan Bunga 2014 dimulai pukul 13.00 di Kantor Gubernur Jawa Timur dan dilepas langsung oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Turut hadir Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Wardhana beserta jajaran pejabat pemkot lain. Mereka melepas para peserta dengan paskibraka yang membawa bendera Merah Putih dan bendera Surabaya.

BACA JUGA: Mantan Ketua KPU Pangkep Tersangka Korupsi Dana Pilgub Sulsel

Pawai semakin atraktif dengan disajikannya permainan egrang oleh Komunitas Egrang Surabaya. Mereka unjuk kebolehan dengan kostum Punokawan. Tidak hanya itu, gemuruh pasukan drum band dari Akademi Angkatan Laut (AAL) juga mengiringi Parade Budaya dan Bunga tersebut.

Para peserta pawai memamerkan mobil hias terbaik mereka. Masing-masing membawa cerita budaya sendiri. Ada yang mengusung rumah joglo. Ada yang membawa burung garuda raksasa, kerajaan Kediri, hingga mengusung konsep flora dan fauna. Mereka juga membawa pasukan untuk beratraksi budaya di hadapan masyarakat yang dilintasinya.

BACA JUGA: Upaya PK Rahudman Terganjal Salinan Putusan Kasasi

Saat peserta parade finis di Taman Surya, Risma –sapaan wali kota Surabaya– menyambut mereka satu per satu. Meski saat itu hujan, peserta dan penonton yang mencapai ribuan orang sama sekali tidak terpengaruh. ’’Tahun ini peserta Parade Budaya dan Bunga jauh lebih banyak daripada tahun lalu. Sambutan dari daerah lain juga sangat bagus,’’ kata Risma. Dia berharap HUT tahun ini bisa membuat masyarakat Surabaya lebih bekerja keras untuk menyongsong masa depan yang cerah.

Kemeriahan event perayaan HUT Ke-721 Surabaya itu membawa kekuatan sendiri bagi seluruh warga metropolis. Selain menampilkan ikon-ikon budaya Surabaya, hajat besar tersebut mendapat dukungan dari berbagai daerah. Mereka ikut memeriahkan Parade Budaya dan Bunga tersebut.

BACA JUGA: Penimbunan BBM Libatkan Polisi, Kapolda: Usut yang Terlibat

Misalnya, Makassar yang saat itu menampilkan tarian empat etnis yang melambangkan kebesaran etnik di wilayah Sulawesi Selatan. Antara lain, Bugis, Makassar, Toraja, dan Mandar. Begitu juga Purwakarta yang menampilkan budaya tari genyek, yang memiliki ide dasar dari nyere (lidi) untuk mengusir roh halus. Mereka tampil ala lelembut, mulai tuyul hingga genderuwo. Beberapa kota seperti Bantul, Kediri, Tulungagung, Sampang, Tapanuli, dan Waringin Timur juga ikut memeriahkan.

Selain jumlah peserta jauh lebih banyak, konsep acara yang mengusung Tradisional, Fantastik, dan Etnik itu benar-benar menonjolkan ikon Surabaya. Mulai pertunjukan tarian Surabaya, prosesi pengantin pegon, hingga penampilan pelajar Surabaya dalam 94 busana fantasi.

Risma menargetkan, Parade Budaya dan Bunga tersebut masuk dalam daftar wisata nasional sehingga menjadi agenda tahunan secara nasional. ”Ini targetnya,’’ paparnya.

Dengan menjadi agenda wisata nasional, jumlah kunjungan wisatawan ke Surabaya diharapkan lebih banyak. Dengan begitu, pertumbuhan ekonomi di Surabaya bisa meningkat. ”Kami akan mengemas parade ini menjadi kelas nasional,” ujarnya.

Kalau banyak wisatawan, hotel dan penginapan akan mendapat keuntungan. Belum lagi, jika wisatawan berbelanja di Surabaya. ”Itu mengapa parade ini bisa bermanfaat untuk warga dan mempercepat pertumbuhan ekonomi,” jelasnya.

Whisnu Wardhana menambahkan, dengan menjadi ikon pariwisata nasional, kegiatan tersebut bisa menarik wisatawan lokal maupun luar negeri. ’’Ini wujud wajah Surabaya asli. Kali ini dikemas dengan lebih menonjolkan Surabaya,’’ ujarnya. (ayu/idr/rim/c7/kim)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Polisi Penodong Pistol ke Warga Bebas Berkeliaran


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler